Di Kampung Congkal, banyak penjual cilok menjajakan dagangannya. Tapi, entah mengapa cilok Pak Huri mempunyai daya tarik tersendiri. Mulai anak-anak hingga yang orang tua, saban…
View More Penjual Cilok Naik HajiTag: sastra pesantren
MEMOAR MAJNUN
Terjalnya jalan telah melukai menyayat langkah demi langkah lunglainya. Warna merah yang mengalir dari tungkai kakinya, menyisahkan bercak-bercak di tanah. Masih dengan dendangan lagu yang…
View More MEMOAR MAJNUNRahasia Kopiah Lusuh
Teriakan-teriakan itu sudah selesai berbulan-bulan lalu, tapi gemanya masih memenuhi lubang telinga Dzul. Tak ada rasa malu yang ditunjukkan di wajahnya. Bahkan dadanya mengembang, berbunga.…
View More Rahasia Kopiah LusuhKendat
Musim penghujan sudah mulai sejak pengujung Oktober yang lalu. Dan awal November ini, hujan hampir tak henti-hentinya menderas setiap harinya. Tentu saja kemarau yang lalu…
View More KendatSepenggal Kisah Putri Tukang Becak
Pak Rusdi menghentikan becaknya tidak jauh dari gerbang sekolah. Tatapan matanya segera meredup melihat ekspresi wajah anaknya yang murung. Padahal, ketika bertemu biasanya dia selalu…
View More Sepenggal Kisah Putri Tukang BecakSegunung Sekam
Pagi-pagi I’am sudah menyambangi warung langganannya. Setelah duduk dan memesan segelas teh hangat dia celingukan. Matanya menggerayangi berbagai gorengan yang ada di depannya, juga pada…
View More Segunung SekamSarung Baru Arman
Siang itu sepulang sekolah aku dan Arsyad mampir ke mall untuk membeli sarung. Setelah mengelilingi seluruh sudut mall dan naik turun elevator akhirnya aku menemukan…
View More Sarung Baru ArmanBUMI MENUA
Pada mulanya hanya rerimbunan hutan Dan jalanan hanyalah bebatuan Pada mulanya hanya tanah belaka Lalu licin memakan korban Pembangunan datang dengan rumbai-rumbai melambai Atas…
View More BUMI MENUAKesaksian Sebuah Surau
Malam itu dia sedang bahagia. Maka rembulan yang menampakkan diri dengan sempurna di remangnya langit malam itu semakin memeriahkan rona cerah hatinya. “Sekitar sebulan lagi…
View More Kesaksian Sebuah SurauJejak Dukamu
Pasung, terpasung. Jarah, Terjarah. Jiwa dan raga tak lebih berarti dari darah. Kemana pertiwi pergi menimang duka? Ke pangkuan sang Kuasa? Atau jejak lumur duka?…
View More Jejak Dukamu