RISALAH PENGHABISAN

1,018 kali dibaca

BENDERA PERANG

Jauh dari genggamanmu
Warna kelabu dalam diriku

Advertisements

Merangkaki sepi pagi
Seperti khayal yang tiada lagi.

Remuk segala rangka di dada
Menjadi seruan bertangga-tangga.
Sedang pedang akan lebih nyaring bernyanyi
Menghadapi sepi dari dirimu kini.

Kuterima segalaku
Yang buta atas pandangan berdebu,
Di mana kau mengenali wujudku
Dari haru kubur masa lalu.

Aku akan menghantuimu, selalu
Bila perlu menghabisinya
Dengan haram pedang berdarah
Yang erat kupegang ini.

Yogjakarta, 2020.

RISALAH PENGHABISAN

Mungkin, tubuhku lupa dibaca
Bagi mereka yang buta warna
Atau diam saja ketika bayangan menyapa
Seperti wujudmu diterka cahaya.

Jangan memanggilku lagi
Malam itu tak mungkin hadir kembali,
Aku kini deretan panjang buku-buku
Enggan dibaca atau diperah maknanya.

Di abad kesekian ini, aku lelah berimbang
Melipat jarak hari-hari dalam lautan
Sedang bersama, aku kaku menyelaminya.

Biarkan aku sendiri menemui itu karang,
Keramaian menunggu membatu
Sebagaimana tugu terhalang tembok-tembok berhantu.

Yogyakarta, 2020.

SEPERTI BUNYI MESIU

Seperti bunyi mesiu
Terang tak begitu panjang
Mengalun tinggi di tiang malam
Menyisir ketiadaan.

Rupa-rupa ia datang
Di mana musim melilit ketiadaan,
Aku pun termangu memandang
Mengingat petang, ia membayang.

Jauh menghampar hilang di tiga benua
Kita sama-sama tercipta menjadi pelupa

Bahwa jumpa adalah nyata
Berpura-pura menghadapi luka.

Mari, bernyanyi bersama
Pada kerasnya dunia dan batu
Di kepala Meski hambar menggila sia-sia.

Yogyakarta, 2020.

CERITA BUAT MARIA

Di antara endapan serpihan hari-hari
Layang-layang yang terbang tumbang,
Dan semakin memudar seperti bara api
Hilang hasrat dari kehidupan panjang

Pada unggunan harap segala kecemasan
Batangan jiwaku, kau biarkan tersulut diam.
Patung-patung dengan senyum histeris
Bertebaran di tepi jalan yang menyala hilang

Aku lupa jalan mencarimu
Berputar pada luas belukar tinggal arang.

Yogyakarta, 2020.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan