Merekatkan Kembali Perca-Perca Bahasa

1,471 kali dibaca

Kenapa bahasa itu penting? Barangkali karena bahasa menjadi alat komunikasi. Sebagai dasar jiwa nasionalisme, bahasa Indonesia wajib dipelajari dan dipahami secara detail. Meskipun, pada realitasnya banyak kekacauan berbahasa di berbagai tempat. Jangan sekali-kali beranggapan bahwa bahasa Indonesia hanya formalitas sebagai identitas suatu bangsa.

Kehadiran buku Pendekar Bahasa 2019, dan buku terbaru Perca-Perca Bahasa 2021 merupakan bentuk keprihatinan Holy Adib mengenai kaidah bahasa Indonesia. Dalam buku Percak-Percak Bahasa, Holy Adib menyuguhkan 31 esai dan dipetakan menjadi tujuh bagian; bahasa dan berita, bahasa dan film, bahasa dan hukum, arti kata, diksi, pembentukan kata, sampai pada hal-hal lain seputar kebahasaan. Lanskap kerancuan berbahasa di ruang publik mengilhami lahirnya diskusi linguistik dalam lingkaran kebahasan.

Advertisements

Persoalan bahasa dan berbahasa yang tampak sederhana, tetapi justru menjadi persoalan kompleks dalam khazanah kebahasaan, seperti persoalan semantik leksikal dan semantik maksud (pragmatis) dengan berbagai aspek yang mempengaruhinya (hal. 12). Holy Adib kemudian berdiri kokoh, membentangkan persoalan bahasa dan berbahasa dari penuturnya dalam buku kumpulan esai Perca-Perca Bahasa.

Sebagai salah satu wartawan di media massa, Holy Adib merasa terpanggil untuk menambal kerancuan penggunaan bahasa Indonesia di media. Seperti pemilihan diksi obituarium di koran dan media online. Misalnya, dalam judul berita tentang kematian masih erat dengan status sosial. Judul memberi simbol mengenai siapa yang meninggal, apa posisinya, dan bagaimana orang interaksi dengan masyarakat. Seperti penggambaran lelayu (kematian). Adakalanya ungkapan yang bermakna ‘tidak bernyawa lagi’ mempunyai konotasi positif dan negatif.

Dari masalah penulisan obituarium, kemudian pindah pada persoalan kebahasaan di dunia berita. Lebih-lebih mengenai bahasa jurnalistik, kesalahan penggunaan konjungsi, sampai pada penggunaan akromin tendensius yang erat dengan konflik politik nasional. Seperti belakangan ini, akronim cilaka menjadi pembicaraan hangat. Cilaka merupakan akronim dari Cipta Lapangan Kerja, nama undang-undang yang ramai dibahas.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan