Ketika Keiinginan Mondok Terpenuhi Setelah Dewasa

3,033 kali dibaca

Secara fisik, umumnya pondok pesantren dipahami sebagai suatu tempat yang menyediakan asrama bagi anak yang mau belajar kepada guru atau kiai. Pesantren dan asrama rasanya sudah menjadi satu kesatuan. Tak boleh tidak, keduanya tidak terpisahkan. Dan keberadaan asrama menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian anak.

Bagi saya, ketika masih kecil dulu, membicarakan pondok pesantren sama dengan membicarakan bagaimana rasanya kalau jauh dari orang tua. Tidak hanya orang tua, mondok berarti jauh dan terpisah dari banyak hal yang disukai tapi justru akan dilarang di pondok pesantren nantinya.

Advertisements

Tentu ketika saat itu almarhum ayah saya menawarkan pilihan antara “mondok” atau melanjutkan sekolah di Madrasah Aliyah Negeri, saya tak perlu pikir panjang untuk menjawab, “Saya mau sekolah di MAN”. Pilihan itu tak terlalu sulit bagi saya karena memang tak ada jalan lain supaya saya tidak jauh dari orang tua dan hobi yang saya senangi waktu itu , yaitu bermain game, musik, dan berkesenian.

Keiinginan ayah agar saya belajar ilmu agama lebih dalam, akhirnya dapat dinego setelah almarhumah ibunda saya juga ternyata tidak setuju saya mondok. Dua kosong untuk kemenangan saya. Saya bisa menuruti keinginan ayah untuk belajar agama di MAN, sembari itu pulang sekolah saya juga masih bisa lanjut berkesenian.

Pilihan itu, ternyata tidak sepenuhnya cocok. Setidaknya, perasaan dan pikiran itu muncul ketika saya mulai belajar di MAN. Perlahan literasi keagamaan yang saya terima dari guru di MAN justru menyeret saya ke dalam lembah penyesalan, mengapa saya tidak tertarik dengan pengetahuan yang justru sangat penting ini?

Adalah literasi tasawuf dan ilmu kalam dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak yang saat itu berhasil memukau saya. Betapa indahnya pengetahuan akan literasi keagamaan yang menjadi fundamental kita dalam menjalani seluruh alur ceritak kehidupan di dunia ini. Sungguh indah, ketika seseorang berhasil selamat menjalani kehidupan di dunia ini sesuai dengan syariat dan tidak membuat-Nya murka sama sekali dan justru berbalik berhasil mendapatkan rida-Nya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan