Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) AS-Kanada mengadakan acara bertajuk “Online Summer Course” yang dimulai pada Jumat (4/7/2025) pukul 19.00 WIB. Acara yang diselenggarakan secara daring melalui platform zoom meeting akan berlangsung selama sebulan.
Online course atau kursus online ini berupaya membedah bagaimana pendekatan studi Islam dari para akademisi Indonesia yang mengajar di kampus-kampus kelas dunia.

Mengajar di kampus luar negeri―bagi para dosen dari Indonesia―adalah sebuah pengalaman yang berbeda dengan mengajar di dalam negeri. Karenanya banyak tantangan kompleks yang dihadapi. Maka pengalaman tersebut akan menjadi nilai plus pelajar Indonesia yang mengikuti kursus dari PCINU AS-Kanada tersebut.
Kursus ini akan berlangsung selama satu bulan lebih, dan dijadwalkan pada setiap Jumat pukul 19.00 WIB. Tema yang diambil pada kursus kali ini adalah “Islam Ditinjau dari Berbagai Aspek”. Kendati begitu, dalam kursus ini juga terdapat subtema yang lebih rinci di setiap pertemuannya. Subtema yang ditawarkan juga beragam, menyesuaikan dengan spesialisasi para narasumber.
Subtema yang diangkat pertama pada pertemuan pertama Jumat (4/7/2025) adalah “Hukum Islam”. Narasumber adalah Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir, salah satu pengajar di Fakultas Hukum Universiras Melbourne, Australia.
Acara dibuka oleh moderator, yakni Gus Faiz Husaini, mahasiswa Doktoral Universitas Al-Azhar. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Gus Nadir sebagai narasumber dan diakhiri sesi tanya jawab oleh peserta diskusi. Antusias peserta online summer course juga tergolong tinggi. Tercatat sekitar 200 lebih mahasiswa dari berbagai jurusan dan berbagai jenjang berpartisipasi dalam acara tersebut.
Dalam pemaparan materinya, Gus Nadir lebih memfokuskan pembahasan pada fikih dari segi metodologi, atau yang lebih sering dikenal dengan ushul fikih.
Dijelaskan, sepeninggalan Rasulullah Saw terjadi standarisasi hukum yang sekarang kita kenal dengan “Madzhahib al-Arba’ah” atau empat mazhab. Bagaimana dalam merumuskan hukum, ulama memiliki cara atau metodologinya masing-masing.