Gus Dhofir Zuhry, Kiai Muda yang Produktif

9,808 kali dibaca

Barangkali banyak yang tidak asing dengan kiai muda, Achmad Dhofir Zuhry, masyhur dengan sapaan Gus Dhofir Zuhry. Kiai yang juga filsuf dan ilmuwan ini terbilang vokal dalam merespons isu-isu kebangsaan dan keagamaan. Tentu, sudut pandangnya berlandaskan paham ahlussunah wal jamaah, mengingat Gus Dhofir adalah nahdliyin tulen.

Gus Dhofir sering memberikan bantahan-bantahan ilmiah terhadap fitnah maupun tuduhan-tuduhan sesat yang seringkali dilemparkan kepada nahdliyin dan amalan-amalanya. Salah satunya dapat kita lihat dari unggahan-unggahannya di Instagram, Facebook, Twitter (@achdhofirzuhry), dan kanal Youtube (@Ach Dhofir Zuhry Official & @NU Online).

Advertisements

Selain aktif di media sosial, Gus Dhofir juga termasuk kiai muda yang produktif, baik melalui publikasi di platform-pltform ringan hingga menerbitkan buku-buku ilmiah. Otoritasnya pada ilmu ushuluddin (hadis, bahasa Arab, tafsir, fikih) tidak bisa dikesampingkan, mengingat Gus Dhofir mengawali belajarnya di pondok-pondok pesantren salaf ternama.

Tak terkecuali, keahlianya pada bidang filsafat, Gus Dhofir mendapatkan khazanah ini tatkala mengenyam pendidikan di universitas dengan model pendidikan-pendidikan modern, sebuah bentuk sistem belajar yang cukup berbalik dengan pondok salaf. Alhasil, Gus Dhofir memiliki kelengkapan-kelengkapan khazanah keilmuan dari kedua poros tersebut.

Tak hanya memberikan statemen-statemen yang mencerahkan, Gus Dhofir juga menjadi kiai muda yang kritis. Seringkali, kritiknya ini dibangun dengan paradigma kombinasi filsafat dan ushuluddin, sehingga jika tidak berlebihan, apa yang dikeluarkan oleh Gus Dhofir menjadi wawasan baru yang unik, sudut pandang yang renyah.

Gus Dhofir memiliki semangat, bahwa filsafat itu sejatinya aman-aman saja, bahkan bisa menjadi salah satu alat dalam memahami ajaran-ajaran agama. Filsafat yang dijauhi oleh kebanyakan pondok salaf, oleh Gus Dhofir diajak dalam visi dakwah untuk kemaslahatan umat.

Pengembara Ilmu

Gus Dhofir lahir dari kedua orang tua yang bersahaja, di Gondanglegi, Pagelaran, Malang, Jawa Timur, pada 27 April 1984. Sejak kecil, Gus Dhofir sudah dekat dengan pendidikan-pendidikan pondok pesantren salaf, yang mana hal ini dapat ditilik dalam perjalanannya dalam menuntut ilmu agama. Mulanya, Gus Dhofir memulai mondok di Pondok Pesantren Assaidah Babussalam, sebuah pondok salaf di Kota Malang.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

One Reply to “Gus Dhofir Zuhry, Kiai Muda yang Produktif”

Tinggalkan Balasan