Hermeneutika, Metode Alternatif Memahami Teks Qur’an (2)

760 kali dibaca

Tidak kalah juga, Schleiermacher membagi dua tugas hermeneutik, yaitu interpretasi gramatikal dan interpretasi psikologis. Bahasa gramatikal merupakan syarat berpikir setiap orang, sedangkan aspek psikologis interpretasi memungkinkan seseorang menangkap setitik cahaya pribadi penulis.

Maka untuk memahami pernyataan pembicara, orang harus mampu memahami bahasanya sebaik memahami kejiwaannya. Akan tetapi, pada kenyataannya untuk memahami bahasa dan psikologis seseorang tidak mudah. Kemudian, Schleiermacher menawarkan sebuah rumusan positif dalam bidang seni interpretasi, yaitu rekonstruksi objektif-historis dan subjektif-historis terhadap sebuah pernyataan.

Advertisements

Rekonstruksi objektif-historis bermaksud membahas sebuah pernyataan dalam hubungan dengan bahasa sebagai keseluruhan. Sedangkan, rekonstruksi subjek-historis dimaksudkan untuk membahas awal mulanya sebuah pernyataan masuk dalam pikiran seseorang. Dari sini dapat diketahui bahwa tugas hermeneutik adalah memahami teks sebaik atau lebih baik dari pada pengarangnya sendiri dan memahami pengarang teks lebih baik dari pada memahami diri sendiri.

Menurut Recoeur, tugas sesungguhnya hermeneutik dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu mencari dinamika internal yang mengatur struktur kerja di dalam sebuah teks dan mencari daya yang memiliki kerja teks untuk memperoyeksikan diri ke luar dan memungkinkan teks itu muncul kepermukaan.

Sebuah teks tidak bisa lepas dari tiga unsur, yaitu intensi atau maksud pengarang, situasi kultural dan kondisi sosial pengadaan teks, dan untuk siapa teks itu dimaksudkan. Dari ketiga unsur tersebut memaksa hermeneutik untuk melakukan dekontektualisasi teks dan rekontekstualisasi teks. Dekontekstualisasi teks maksudnya adalah materi teks melepaskan diri dari cakrawala intensi yang terbatas dari pengarangnya, sedangkan rekontekstualisasi teks adalah bagaimana teks itu membuka diri terhadap kemungkinan dibaca secara luas, di mana pembacanya selalu berbeda-beda.

Dalam perkembangannya, kelompok feminis Islam mulai menggunakan hermeneutik sebagai alat interpretasi Al-Quran untuk mencari makna yang lebih integral dan holistik. Bagi kaum feminis, apa yang dihasilkan oleh ulama ortodok dalam menafsirkan Al-Quran mengandung bias gender, sehingga dibutuhkan sebuah metode yang mampu menggali lebih jauh makna yang tersembunyi dalam teks.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan