Gus Yahya, Aktor dan Sejarahnya

814 kali dibaca

Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama (NU) yang berlangsung di Provinsi Lampung, 24 Desember 2021, mengantarkan Gus Yahya terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU). Terpilihnya Gus Yahya, panggilan KH Yahya Cholil Staquf, sudah banyak diprediksi sebelumnya. Sebab, Gus Yahya dianggap mumpuni, punya pengalaman organisasi yang luas, dan akan mampu menghadirkan suasana baru. Selain dikenal pernah menjabat sebagai juru bicara kepresidenan di era KH Abdurrahman Wahid, Gus Yahya telah lama berkiprah dan berkontribusi di lingkungan NU, baik secara struktural maupun kultural.

Rekam jejak Gus Yahya yang komplit inilah yang mendorong Septa Dinata menulis biografinya. Terutama, saat Gus Yahya terlibat kontroversi kunjungannya ke Israel dalam rangka menjadi pembicara pada sebuah agenda American Jewish Commite (AJC). Dari situ penulis mulai tertarik mengenal lebih dalam sosok Gus Yahya.

Advertisements

Kehadiran buku ini tidak hanya sekadar hasil manifestasi rasa penasaran sang penulis, lebih dari itu secara eksplisit merupakan penanda momentum mengenalkan Gus Yahya pada publik bersamaan dengan terpilihnya Gus Yahya sebagai Ketua Umum PBNU.

Dilahirkan di Rembang, 16 Februari 1966, KH Yahya Cholil Staquf merupakan putra pertama dari seorang ulama besar nan masyhur dalam kalangan nahdliyin, KH Muhammad Cholil Bisri. Gus Yahya dibentuk melalui lingkungan keluarga nahdliyin yang begitu kental.

Ayahnya berperan signifikan dalam membidani kelahiran Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di awal reformasi bersama tokoh NU lainnya. Sedangkan kakeknya, KH Bisri Mustofa dan pamannya, KH Mustofa Bisri atau yang lebih dikenal Gus Mus, merupakan dua sosok multitalenta dari kalangan nahdliyin yang turut serta membentuk kepribadian Gus Yahya.

Diketahui, kakeknya merupakan seorang penulis produktif. Ia menulis di bidang ilmu tauhid, fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, linguistik Arab, hadis, hingga akhlak. Riwayat pendidikan keagamaannya dihabiskan di sejumlah pesantren di Jawa. Kiai Bisri juga terlibat dalam pelbagai narasi perjuangan kemerdekaan dan politik nasional. Di tengah kesibukannya itu, Gus Yahya diperlakukan secara berbeda dibandingkan dengan cucu-cucunya yang lain. Ia mendapatkan atensi istimewa, mengingat Gus Yahya merupakan cucu pertamanya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan