Glundung Plecek

173 kali dibaca

Sukirin langsung lari sipat kuping membelah gelapnya malam ketika tak jauh darinya terdengar suara benda jatuh: bukkk!

Glundung pleceeeeek! Glundung pleceeeeek!” Sukirin berteriak-teriak dan terus berlari sambil mengangkat tinggi-tinggi sarungnya, tak sadar satu sendalnya lepas tertinggal. Kitab Jurumiyah yang dipegangnya terbang. Sukirin baru berhenti, sambil mengatur napasnya yang berdengusan, ketika sampai di depan rumahnya yang masih diterangi lampu petromak. Setelah berhasil menenangkan diri, Sukirin masuk ke dalam kamarnya dan mencoba untuk tidur di atas ranjang beralas tikar.

Advertisements

Sesungguhnya Sukirin tidak tahu persis benda apa yang jatuh di tengah gelap malam itu. Tak ada yang bisa dilihatnya. Dan ia memang tak memiliki keberanian untuk melihatnya. Karena suara benda jatuh itu begitu mengagetkan dan membuatnya takut, tanpa sadar yang diteriakkan oleh mulutnya adalah glundung plecek itu, dan ia langsung lari terbirit-birit.

Orang-orang Dambuntung memang percaya ada glundung plecek. Ia salah satu hantu sangat menakutkan yang paling sering dibicarakan selain genderuwo atau wewegombel atau medon. Entah di emperan rumah atau di bawah pohon asem yang rindang ketika sedang ngisis di siang hari, orang-orang sering bertukar cerita tentang glundung plecek meskipun di antara mereka belum ada yang melihat wujudnya dengan mata kepala sendiri. Entah sekadar cuci mata atau sedang berbelanja di Pasar Dambuntung, ketika bertemu satu dengan yang lain, ada saja orang yang membawa kabar bahwa si fulan atau si anu kemarin malam atau kapan hari dikejar-kejar glundung plecek.

“Itu Parno kemarin malam, pas lewat depan pabrik, katanya tahu-tahu ada kepala nggelundung sambil mulutnya mringis-mringis. Ya ngibritlah dia ha-ha-ha,” cerita Sumirah ketika ngisis di bawah pohon asem di pekarangan Mbah Wiro. Sehari sebelumnya, keponakan Sumirah itu menceritakan pengalamannya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan