TAK ADA LUKA KESEKIAN

970 kali dibaca

DARI KOTA SEBERANG

Di sudut kota batik ini
Aku menembus rindumu
Menjadi sepoi angin tak henti-henti
Menghampirimu dengan syahdu rindu

Advertisements

Di tempat aku lahir, tempatku mencintai kenangan
Aku bersaksi atas gaduh dalam hati
Saling melambai menginginkan pertemuan
Yang terjeda mimpi yang belum usai

Desember, 2021.

MALAM 1

Rembulan memanggiliku dari balik jendela kamar
Sinarnya melambai memutar ingatan
Kita pernah memandanginya bersamaan
Namun seperti sukar mempertemukan

Ranum sekali ia memancari bumi di semua belahan
Terang menembus aksara langit penuh lamunan
Malam menjadi dingin dalam peluk kerinduan
Sementara aku menyaksikan takdir saling bersahutan

November, 2021.

MALAM INI AKU TAK TIDUR SENDIRI

Di luar, bulan sedang menjagaku
Menghadapkan dirinya menjadi saling bertatapan
Mata kita saling bertemu
Malam menyaksikan kita terlelap dalam pelukan rindu

Sinarnya membias menyentuh retina
Menerangi pandangan yang sedari kemarin terluka
Kini aku tidak tidur sendiri
Bulan memelukku, menghapus nyeri dalam hati

Ia pun tidak sendirian malam ini
Lihatlah
Bintang-bintang menemaninya biar tak sepi
Cahaya mereka juga saling bersahutan
Berjanji pada malam, bahwa tak akan ada luka kesekian

November, 2021.

RINDU BELUM TERBACA

Untuk segala yang ada di kota seberang sana
Bacalah kerinduan dari bawah langitmu yang teduh
Aku sudah lama membubuhkan tulis dalam dada
Tentang inginku memeluk puisi di tubuhmu

Sebelum kau benar-benar membaca rindu
Lamat-lamat kutoreh namamu dahulu
Agar ketika engkau membacanya
Segala-galanya menjadi sampai ke detak jantungmu

Desember, 2021.

Ilustrasi: “Tak Lekang Waktu”, Hendra Gunawan.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan