Sastra dan Multidisiplin Keilmuan Pesantren

801 kali dibaca

Sastra menjadi bagian terpenting yang secara substansi mengiringi perkembangan pondok pesantren. Bukan melulu sebagai sarana pembelajaran tentang agama saja, pesantren adalah ruang multidisiplin bagi pengembangan keilmuan.

Kita perlu menggarisbawahi pesantren pada konteks substansinya. Karena, semakin berkembangnya pesantren belakangan ini, juga bisa menjadi “bom waktu” di kemudian hari. Di mana, pondok pesantren memiliki arah yang sangat beragam tujuannya.

Advertisements

Warna pesantren tergantung pada pengasuhnya, benarkah? Hal ini tentu ditepis ketika kita menengok kembali kira-kira seabad dari sekarang. Di mana Yosodipuro I, Yosodipuro II, dan Yosodioura III bahkan R Bagus Burhan Rangga Warsita, adalah bukti di mana Pesantren Tegalsari yang diasuh oleh Kiai Kasan Besari merupakan ruang multidisiplin keilmuan. Sastra dalam hal ini adalah bagian dari pembelajaran di pesantren yang muncul tidak hanya pada konteks syair atau puisi-puisi, melainkan pada bagaimana tulisan, aksara, babad, serat, hikayat, dan lain sebagainya muncul di lingkungan pesantren.

Kita tahu bahwa di pesantren diajarkan tentang tata bahasa (qawaid al-lugah). Ada balaghah, mantiq, dan lain sebagainya. Namun, tidak cukup pada konteks kebahasaan, melainkan pada konteks rekam jejak santri yang kemudian mewariskan pengetahuan kepada generasi selanjutnya.

Mbah Saleh Darat, misalnya, memiliki ragam kitab jawinya. Salah satunya Faidur Rahman, adalah bukti bahwa sastra menjadi cikal bakal pengetahuan di pesantren tersampaikan kepada masyarakat umum.

Artinya, ada pendekatan tekstual tentang sastra di pesantren dan ada pendekatan kontekstualnya. Pendekatan tekstual, di mana secara kebahasaan, kaidah-kaidah, dan lain sebagainya menjadi semacam lokomotif pengetahuan untuk mewujudkan sastra itu sendiri.

Sedangkan, secara kontekstual, ia lebih luas. Pesantren adalah ruang sastranya. Di dalamnya ada akal budi sebagai penggerak untuk mewujudkan keindahan. Baik itu berupa pola komunikasi, sikap pengetahuan atas persoalan yang muncul, bahkan pendekatan agama dalam memecahkan persoalan sosial adalah bagian dari sastra. Dengan kata lain, keindahan adalah di atas segalanya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan