Pesantren Pancoran Emas, Bertahan dengan Halaqah

1,397 kali dibaca

Dirintis oleh KH Alimuddin (KH Thayyib) sejak 1941, Pondok Pesantren Pancoran Emas Daramista Sumenep, Madura, ini masih bertahan dengan sistem halaqah. Inilah tempat para santri berproses menemukan jati dari, kesadaran diri.

Setelah mondok dari Pesantren Darus Hadis Malang, Jawa Timur, KH Alimuddin mulai merintis pendirian pondok pesantren. Pada 1941, berdirilah Pondok Pesantren Pancoran Emas Daramista. Seperti pendirian pesantren zaman dulu, namanya dinisbatkan pada tempat berdirinya pondok, yaitu Dusun Pancoran dan Desa Daramista, yang berada di Kecamatan Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Adapun, tambahan kata “emas” dimaksudkan agar para santrinya memiliki kepribadian emas.

Advertisements

Sejak awal, dibandingkan dengan pondok pesantren pada umumnya, memang tak banyak santri yang mondok di pesantren ini. Salah satunya mungkin karena lokasinya memang cukup jauh dari jalan raya, sekitar 20 kilometer, dengan medan jalan yang berliku-liku dan naik-turun secara tajam.

Tapi sebab lain mungkin karena ini: Pesantren Pancoran Emas Daramista tak pernah mengadopsi sistem pendidikan klasikal, pembelajaran berdasar kelas-kelas, atau juga madrasah dan diniyah sekalipun. Dari awal, pengajian dilaksanakan dengan sistem halaqah. Dengan lingkaran kecil, para santri duduk melingkar mengikuti pengajian yang diberikan kiai. Tak ada pembedaan santri berdasarkan kelas. Semua santri sama saja. Kitab-kitan kuning yang dipelajari meliputi bidang fikih, tasawuf, dan tauhid

Karena itu, jumlah santri dapat dihitung dengan jari. Hanya beberapa. Bahkan, hingga 1967, jumlah santri cuma tiga orang. Seiring berjalannya waktu, jumlah santri memang terus bertambah. Tapi tiap tahun, tambahan santri baru hanya sekitar 2-3 orang. Saat ini pun, jumlah santri di pesantren ini kurang dari 50 orang!

Namun begitu, KH Alimuddin tetap istiqomah. Tetap bersemangat dalam mendidikan dan mengayomi seluruh santri. Terutama dalam menanamkan nilai-nilai ketuhanan. Tekadnya tetap kuat untuk mengarahkan seluruh santrinya menjadi insan sempurna, yang meneladani akhlak Nabi dan ahli zikir.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan