Tauhid: Pandangan Dunia dan Epistemologi Relasional

1,676 kali dibaca

Sepanjang pemahaman kita tentang bagaimana muslim mengartikan Islam, maka analisis kita tentang Islam dan Tauhid tidak bisa hanya sebatas pada relasi Tuhan dan keimanan saja. Oleh karena itu, jalan terbaik untuk memahami Tauhid adalah dengan mengartikannya sebagai “penyatuan”. Ketika gagasan itu dikembalikan pada bidang ketuhanan, ia akan berarti “Keesaan Tuhan”. Akan tetapi, sebagaimana telah kita lihat, Islam mencakup bidang-bidang keduniawiaan, mental, dan sekaligus ketuhanan.

Dengan demikian, apa yang harus kita analisis di sini adalah bagaimana Tauhid berfungsi di dalam pemikiran muslim, dalam lembaga-lembaga sosial politik Islam, dan dalam peradaban. Pada titik ini, ada baiknya kita gunakan istilah “pandangan dunia Tauhid,” sebagaimana pernah digunakan oleh Murtadha Mutahhari.

Advertisements

Pertama-tama, ia mendefinisikan “pandangan dunia” itu sebagai sebagai berikut: “Pandangan dunia Tauhid” berarti bahwa alam semesta ini unipolar dan uniaxial. Pandangan dunia Tauhid berarti bahwa hakikat alam semesta ini berasal dari Allah (Inna Lillah) dan akan kembali kepada-Nya (Inna ilaihi rajiun).

Apa yang dapat diedukasikan dari pandangan dunia ini adalah bahwa ada dualisme yang membagi dunia ini pada materi dan ruh. Akhirnya, segala sesuatu akan kembali kepada Tuhan: Kita milik Allah dan kepada-Nya kita akan kembali. (Q.S al-Baqarah [2]: 156). Di sinilah kita bisa lihat bahwa tidak ada superioritas manusia atas makhluk warga dunia yang lainnya.

Dalam kehidupan sosial muslim, pandangan dunia Tauhid digambarkan bahwa Tauhid secara logis dapat ditarik pengertian bahwa penciptaan Tuhan adalah esa. Ia menolak segala bentuk diskriminasi berdasarkan ras, warna kulit, kelas, garis keturunan, kekayaan, dan kekuiasaan. Ia menempatkan manusia dalam kesamaan. Ia juga menyatukan antara manusia dan alam yang melengkapi penciptaan Tuhan… keesaan Tuhan berarti juga keesaan kehidupan, yakni tidak ada pemisahan antara spiritualitas dan kewadagan, antara keagamaan dan keduniawian. Dengan memahami seluruh aspek kehidupan diatur oleh satu hukum, dan tujuan seluruh muslim bersatu dalam kehendak Allah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan