Nahu

2,420 kali dibaca

Di kalangan santri, ilmu nahu sangat familiar. Banyak manuskrip-manuskrip kuno, bahkan modern pun, yang membahas tentang ilmu ini. Karena itu, setiap pondok pesantren di Indonesia menjadikanya sebagai pelajaran pokok.

Ilmu nahu adalah ilmu yang mempelajari gramatikal; sintaktisial bahasa Arab secara morfologi. Di dalamnya, dibahas beberapa macam i’rob, marfu’atul asma’, manshubatul asma’, dan lain sebagainya. Hal ini sebagaimana yang dikatakan Ibnu Khaldun: “Tanpa nahu, syariat Islam akan gelap.”

Advertisements

Ada beberapa pendapat terkait kemunculannya. Salah satunya, ketika anak dari Abu Aswad ad-Du’aly melihat bintang, kemudian ia mensifati bintang tersebut. Dirasa salah, Abu Aswad yang mendengar kata-kata sang anak pun menegurnya: “Bahwa yang kata yang muannast, itu harus menggunakan sighot muannast.” Semenjak itu, ilmu nahu dikembangkan oleh beliau.

Sebagian orang menganggap, bahwa kemunculan ilmu nahu dapat dideteksi melalui logat bicara orang Arab (al-Lahn). Karena banyak dari mereka yang salah dalam bentuk pengucapan syiir, Imam Ali membuat sebuah teori dasar dalam penggunaan kosa kata bahasa Arab.

Sayyidina Abu Bakar pernah berkata, bahwa dia lebih senang orang yang selalu membaca daripada orang yang berkata dengan gramatika yang salah. Tak hanya Abu Bakar, Sayyidina Umar juga pernah mengatakan: “Kesalahan kalian dalam pengucapan bahasa lebih berbahaya menurutku, daripada kesalahan kalian dalam hal memanah.”

Ibnu Qutaybah pernah mendengar azan di salah satu masjid yang berada di pedalaman desa; pada lafaz Ashadu anna Muhammadarrasulullah, menjadi Rasulallah. Hal ini membuktikan, bahwa tidak setiap orang Arab dapat menguasai gramitikal bahasa mereka sendiri.

Secara heuristik, pencetus ilmu nahu adalah Imam Ali Karramallahu Wajhahu, baru kemudian dilanjutkan oleh Abu Aswad ad-Du’aly. Sebelumnya, Imam Ali telah memberikan kata kunci mengenai dasar-dasar terkait ilmu nahu, seperti isim, fi’il, dan huruf, baru kemudian disempurnakan oleh Abu Aswad ad-Du’aly. Selain pendapat tersebut, ada yang mengatakan, bahwa pencetus ilmu nahu adalah Abdurrahman, Hurmuz al-A’raj, Nasr, dan Asim.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan