Memahami Hujah Puasa Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah

991 kali dibaca

Agama Islam memiliki sistematika kalender tersendiri yang diperuntukkan sebagai acuan pelaksanaan ritus-ritus keberagamaan. Pada masa Nabi Muhammad SAW kalender ini belum ada. Baru ada dan disepakati pada masa khalifah Umar bin Khattab. Karena, bangsa Arab waktu itu masih menggunakan rekam peristiwa dalam acuan kegiatan atau ritusnya. Sehingga Khalifah Umar melihat ada urgensi atau perlunya sebuah kalender yang dapat dijadikan acuan bersama.

Ali Hasan Musa, dalam kitabnya al-Tauqit wa al-Taqwin (hal. 122) menjelaskan, setidaknya ada tiga hal yang mendasari Umar membuat sebuah penanggalan bagi umat Islam. Pertama, adanya surat dari Musa Al-Asy’ari kepada Umar yang menyatakan “Surat-surat dari khalifah diterima tanpa informasi tanggal yang jelas”, sehingga membuat kebingungan bagi pihak penerima. Hal ini karena wilayah kekuasaan Islam saat itu sangat luas. Kedua, adanya rasa kejanggalan dari para sahabat di luar Madinah, “Apakah surat-surat ini benar dari khalifah”. Ketiga, ada beberapa sahabat mengusulkan pada Umar agar dibuatkan sebuah kalender sebagai acuan pelaksanaan pemerintahan.

Advertisements

Umar akhirnya mengumpulkan sahabat-sahabat senior untuk bermusyawarah. Dan disepakatilah sebuah kalender dengan 12 bulan yang dinamakan kalender Hijriah, karena tahun yang dijadikan patokan adalah ketika Nabi hijrah dari Makkah ke Madinah.

Adanya kalender Hijriah ini menjadi sangat penting, selain menjadi landasan dalam penanggalan sistem pemerintahan, juga sebagai penanggalan ritus keberagamaan. Kita tahu bahwa salah satu nikmat terbesar umat muslim adalah diberikanya waktu atau bulan tertentu untuk dilaksankanya ibadah tertentu dengan pahalanya dilipatgandakan, yang disebut Asyhurul Hurum (bulan-bulan haram). Salah satu dari asyhurul hurum itu adalah bulan Zulhijah. Di mana sepuluh hari pertama bulan Zulhijah adalah waktu utama dalam beribadah (puasa dan haji) sebelum menyambut hari raya Idul Adha.
.
Tanggal atau waktu 1 Zulhijah mungkin berbeda-beda di tiap negara. Hal ini karena letak geografis yang menyebabkan perbedaan waktu. Tetapi hal ini tidak menjadi sebuah masalah, karena umat muslim mengacu pada penanggalan kalender Hijriah dengan penetapan sesuai hasil rukyatul hilal daerah masing-masing. Dan momentum keutamaan juga masyhur dalam bulan Zulhijah adalah shiyamul ‘asyr (puasa sepuluh hari). Yang mana sesuai kalender hijriah, Ahad 11 Juli (Masehi) di Indonesia sudah memasuki tanggal 1 Zulhijah. Lantas apa dasar dari ibadah shiyamul ‘asyr di bulan Zulhijah?

Menilik Hujah

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan