LDR yang Bikin Ambyar

3,844 kali dibaca

Keringat berleleran di kening istriku. Tangannya memegang pengepel lantai. Dia bersikeras untuk membantuku membersihkan lantai dari sisa-sisa keramik yang baru selesai dipasang. Perempuan berumur dua puluh empat tahun itu tak menghiraukan laranganku. Bukan maksudku untuk memanjakannya, hanya saja aku tak ingin kesehatan kandungannya terganggu.

Ya, kami adalah pasangan suami-istri yang baru menikah beberapa bulan yang lalu. Dia baru saja lulus kuliah ketika kunikahi, sedangkan aku adalah seorang sopir perusahaan batu bara di Kalimantan yang sedang mengumpulkan modal untuk usaha. Ini adalah bagian dari cita-citaku; mengumpulkan uang selepas SMA untuk kemudian menikah dan menciptakan usaha. Kami membangun dua unit rumah kecil dengan beberapa kamar di dalamnya. Semuanya kuatur dengan model minimalis. Harapanku satu unit rumah kecil sebelah kiri akan bisa kukontrakkan setelah selesai dibangun nanti. Sementara ini uang yang kupunya hanya cukup untuk pembangunan rumah yang akan kami tempati. Beberapa hari lagi mungkin aku akan kembali ke Kalimantan untuk mencari modal.

Advertisements

“Sudah, istirahat saja kamu, Dik. Ini tinggal sedikit. Ingatlah kesehatan bayi kita,” aku merebut kain pel yang ada di tangannya. Dia melongo menatapku lama sambil menyeka muka dengan lengannya. Namun akhirnya dia merelakan pekerjaannya itu kuambil alih. Dia memberikanku sebuah senyuman sebelum akhirnya beranjak ke teras.
Aku sangatlah beruntung. Seorang pemuda desa yang tak pernyah mengenyam bangku kuliah namun mampu memperistri seorang gadis cantik dari kota yang dimanjakan dengan pendidikan sampai perguruan tinggi. Kami menikah lantaran dikenalkan oleh salah seorang teman di perusahaan tempatku bekerja. Tanpa ada pacaran sama sekali. Hubungan perkenalan kami meningkat menjadi pernikahan hanya dalam tempo kurang dari dua bulan.

Sebagai seorang yang tak pernah mengenyam bangku sekolah Islam aku tak punya pengetahuan agama yang cukup untuk menjadi muslim yang baik, apalagi menjadi imam rumah tangga. Untungnya, istriku memiliki pengetahuan agama yang mumpuni sehingga bisa melengkapi kekuranganku itu.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan