Kajen: Geliat Ekonomi Desa Santri

411 kali dibaca

Jika melihat Kajen hari ini tak bisa dipisahkan dari peran seorang wali. Syekh Ahmad Mutamakkin, yang dikenal sebagai seorang wali besar, merupakan penyebar ajaran Islam di sekitar pantai utara Pulau Jawa, khususnya di Desa Kajen. Desa ini terletak di Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Syekh Ahmad Mutamakkin diperkirakan hidup sekitar tahun 1645-1740.

Perjuangan Syekh Ahmad Mutamakkin membuahkan hasil. Kajen yang menjadi persemayamannya kini dikenal sebagai desa yang menjadi pusat pertumbuhan pondok pesantren, dan dipenuhi ribuan santri yang datang dari berbagai daerah, baik dari Jawa maupun luar Jawa. Desa Kajen sekarang terkenal dengan julukannya sebagai “Desa Santri”, karena ada puluhan pondok pesantren yang berdiri di sini. Bayangkan saja, pada tahun 2020, di desa tersebut terdapat lebih dari 60 pondok pesantren!.

Advertisements

Warga Kajen kini dikenal sebagai masyarakat yang religius, pembelajar dan penganut Islam yang taat, dan itu semua tidak terlepas dari dakwah Syekh Ahmad Mutamakkin. Keberadaan makam sang wali di sana menjadi salah satu buktinya. Tidak heran, kalau Desa Kajen yang awalnya sebuah desa biasa saja, sekarang justru menjadi desa yang melahirkan banyak tokoh, kiai, dan ulama. Desa Kajen pun berubah, dan kini menjadi tujuan ribuan santri dari berbagai penjuru untuk menuntut ilmu dan mengharapkan keberkahan dari Syekh Ahmad Mutamakkin.

Jika dilihat dari segi geografisnya, Desa Kajen merupakan sebuah wilayah padat penduduk yang terletak di kaki Gunung Muria, dengan wilayah yang luasnya sekitar 640.000 m². Hampir tidak terdapat perkebunan maupun persawahan yang dapat dikembangkan oleh masyarakatnya untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Namun, di balik itu, ekonomi masyarakatnya berputar dengan baik. Data tersebut bisa diketahui dari artikel Bumdes Kadjen.

Jantung dari Desa Kajen terletak di sekitar makam Syekh Ahmad Mutamakkin. Banyak sekali bangunan yang menjajakan aneka produk bagi para peziarah maupun santri pendatang. Lokasi tersebut bisa penuh sesak dipenuhi oleh para santri, pedagang, maupun peziarah pada Bulan Muharram. Pada bulan tersebut dilaksanakan haul Syekh Ahmad Mutamakkin.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan