Dokter Liem

2,863 kali dibaca

Poliklinik yang berdiri di atas tanah wakaf Kiai Sanusi tidak pernah sepi sejak dokter Liem membuka praktik di desa yang terpencil ini lima tahun lalu. Entah dengan alasan apa, dokter Liem mau-maunya berpraktik di desa yang jika dalam kalkulasi materi, jauh dari kata menguntungkan.

Penduduk desa ini mayoritas bekerja sebagai petani tradisional, berpikiran tradisional, dan menjalani kehidupan yang masih tradisional. Ketika mereka mendatangi dokter Liem untuk berobat, yang dibayarkan adalah upah recehan, jauh dari tarif yang seharusnya. Bahkan, terkadang mereka membayar dengan hasil panen; setengah karung beras, satu ayam jago, pisang setandan, telur bebek selusin, kelapa lima biji, dan bentuk keluguan lainnya. Dokter Liem tetap menerimanya, tidak menuntut, tetap mengulas senyum dan ungkapan terima kasih, serta ucapan, “Semoga lekas sembuh dan jangan lupa bahagia…”

Advertisements

Dokter Liem tinggal dengan asistennya, Lik Sigit dengan istrinya, Bulik Sri warga pribumi, yang selalu setia menemani hari-hari dokter Liem. Jika stok obat habis, Lik Sigit kebagian tugas membeli di gudang farmasi kota. Bulik Sri mengurusi keperluan dan kebutuhan dokter Liem untuk memasak, mencuci, dan urusan rumah lainnya.

Dari Lik Sigit dan Bulik Sri, penduduk sedikit tahu riwayat dokter Liem. Istrinya telah meninggal, anak-anaknya telah sukses juga bekerja sebagai dokter di rumah sakit kota. Sementara alasan dokter Liem membuka poliklinik, yang Lik Sigit tahu, hanya ingin mengabdikan sisa umur dan kemampuan medisnya. Tidak lebih! Maka, kedatangan dokter Liem disambut ramah penduduk desa.

Inilah yang unik. Sebelum dokter Liem menangani pasien, selalu didahului sebuah percakapan singkat. Sekadar guyonan, celetukan untuk memancing tawa, menceritakan anekdot, atau sebatas menanyakan bagaimana kabar hewan ternak pasien di rumah. Tak ayal, penduduk sangat akrab dengan dokter Liem tanpa peduli asal-usulnya. “Jika orang berbuat baik, maka yang ditanyakan bukan agamanya, sukunya, atau darimana asalnya,” adalah pemeo yang pantas tersemat pada sosok dokter Liem.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan