Darus Sunnah, Pelopor Pesantren Hadis di Indonesia

2,804 kali dibaca

Tak banyak pondok pesantren kekhususan hadis dan ilmu hadis di Indonesia. Yang sudah banyak adalah pesantren dengan kekhususan hafalan (hafiz) dan ilmu Al-Quran. Dirintis oleh KH Ali Mustafa Ya’qub yang dikenal sebagai “Pendekar Hadis”, Pondok Pesantren Darus Sunnah menjadi pelopor pesantren hadis di Indonesia hingga kini.

Terletak di Pisangan Barat, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, pesantren yang didirikan pada 1997 ini semula bernama Pesantren Luhur Ilmu Hadis Darus Sunnah (Ma’had Darus Sunnah al-Daulī li ‘Ulūm al-Hadīth). Namun, pada 2011 nama pesantren berubah menjadi Darus Sunnah International Institute for Hadith Science setelah pada 2010 dibuka cabang di Janda Baik, Pahang, Malaysia.

Advertisements

Pendiri sekaligus pengasuh Pesantren Darus Sunnah adalah KH Ali Mustafa Ya’qub, yang telah wafat pada 28 April 2016. Kini, Pesantren Darus Sunnah merupakan peninggalan yang sangat berharga dari KH Ali Mustafa Ya’qub. Karena, dari pesantren inilah lahir banyak ahli hadis di Indonesia.

KH Ali Mustafa Ya’qub lahir di desa Kemiri, kecamatan Subah, Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada 2 Maret tahun 1952. Dari kecil, sebenarnya tak ada cita-cita dalam diri Ali Mustafa Ya’qub untuk mendalami ilmu-ilmu agama. Ia ingin meneruskan pendidikannya di sekolah umum. Namun, Tuhan berkehendak lain. Setamat SMP, Ali Mustafa langsung diantarkan ke pesantren oleh ayahnya.

Akhirnya, pada 1966, Ali Mustafa tercatat sebagai santri di Pesantren Seblak Jombang. Saat itu,  Pesantren Seblak Jombang diasuh KH Ma’shum Ali. KH Ma’shum Ali ini merupakan salah seorang santri pertama Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari.

Tiga tahun kemudian, giliran Ali Mustafa yang nyantri di Pesantren Tebuireng Jombang. Saat itu, Pondok Tebuireng diasuh KH Syamsuri Badawi, KH Adhlan Ali, KH Shobari, dan KH Idris Kamali. Sejak saat itulah Ali Mustafa menekuni berbagai macam kitab kuning. Pada 1972, Ali Mustafa Yaqub melanjutkan kuliah di Universitas Hasyim Asy’ari Jombang dan lulus pada 1975. Setahun kemudian, ia berangkat ke Saudi Arabia untuk belar di Fakultas Syari’ah Universitas Islam Imām Muhammad bin Sa’ud, Riyadh. Ali Mustafa memang memperoleh beasiswa penuh dari pemerintah Arab Saudi.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan