Ulama Pejuang Kemerdekaan

1,307 kali dibaca

Muhammad Asad Syihab secara khusus menulis buku tentang kiprah dan sejarah kehidupan para tokoh dan pahlawan dari kalangan kaum muslim di Indonesia. Mengurai biografi mereka secara tajam dan ringkas. Tokoh dan pahlawan yang ditulis adalah mereka yang telah meninggal dunia. Sementara mereka yang masih hidup tidak ia tulis, dengan pertimbangan bahwa perjuangan dan peran mereka masih sedang berlangsung dan kemungkinan akan melakukan kiprah-kiprah lain yang lebih besar di kemudian hari.

Ia menulis perjuangan dan sepak terjang para tokoh dan pahlawan dengan berlandaskan kepada referensi dari sumber-sumber sejarah terpercaya, baik berupa tulisan manuskrip maupun tulisan yang telah dicetak. Buku-buku yang telah ia tulis, termasuk buku tentang KH Hasyim Asy’ari ini, memuat uraian penting sebagaimana yang dialami oleh si tokoh, serta mengulas lingkungan hidup dan kondisi masa yang dialaminya. Harapannya agar apa yang ia tulis sampai dan diterima oleh sidang pembaca dengan baik.

Advertisements

Diungkap oleh KH Salahuddin Wahid dalam pengantar buku ini, bahwa sebelum buku ini terbit, sejarah perjuangan dan riwayat hidup Hadratussyaikh KH M Hasyim Asy’ari telah diurai dalam beberapa buku dan tugas akhir. Di antaranya, buku karya Abdul Karim Hasyim Nafiqoh, putra Hadratussyaikh yang berjudul Kiai Hasyim Asy’ari, Bapak Ummat Islam Indonesia (1949); Solichin Salam, KH Hasyim Asy’ari, Ulama Besar Indonesia (1963); Heru Sukardi, Kiai Haji Hasyim Asy’ari, Riwayat Hidup dan Perjuangannya (1985); Muhammad Asad Syihab dari Lebanon yang diterjemahkan oleh Mustofa Bisri dengan judul Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari (1994); Lathiful Khuluq, Fajar Kebangunan Ulama (2000); Zuhairi Misrawi, Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, Moderasi, Keummatan dan Kebangsaan (2010); dan Mukani, Berguru ke Sang Kiai, Pemikiran Pendidikan KH. M. Hasyim Asy’ari (2016).

Selain buku-buku tersebut, ada juga sejumlah skripsi dan tesis tentang Hadratussyaikh, antara lain tesis Muhammad Ainun Najib di IAIN Surabaya (2007) dengan judul Islam Sebagai Etika Politik: Perspektif KH. Hasyim Asy’ari.

Bagian pertama dalam buku yang berjudul asli Al-Allamah Muhammad Hasyim Asy’ari Wadli’u Istiqlali Indonesia ini, Muhammad Asad Syihab asal Lebanon menjabarkan tentang perjuangan Hadratussyaikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari sejak tahun 1287-1366 H. Sebagaimana dalam kutipan berikut: Mungkin tidak pernah terlintas di benak kita, bahwa pemimpin Islam yang agung ini adalah seorang peletak batu pembangunan kemerdekaan Indonesia, berani mengibarkan bendera perjuangan dengan ucapan dan perbuatan, dengan senjata yang sangat sederhana, namun mampu mengguncangkan pilar-pilar penjajah Belanda (hlm. 1).

Pada tahun 1314 H, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari pulang dari Mekkah dan Madinah ke tanah air dengan membawa ilmu dan ajaran-ajaran Islam. Setelah sampai di Indonesia, beliau mengajarkan ilmunya kepada masyarakat, putra-putri bangsa, membimbing dan mendidik mereka, serta mengisi jiwa mereka dengan ruh Islam. Beliau mengembangkan pendidikan, kebudayaan dan mendirikan pondok pesantren. Selain itu, beliau juga membentuk organisasi pemuda untuk memanggul senjata dalam rangka berjuang melawan penjajah Belanda demi meraih kemerdekaan.

Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang rutin diperingati setiap tanggal 17 Agustus ini pun tidak lepas dari peran Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Penetapan tersebut merujuk kepada peristiwa bersejarah, yaitu seruan yang dibacakan oleh pahlawan nasional Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Seruan ini mengandung perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) demi terwujudnya Indonesia yang merdeka.

Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari menyampaikan sambutan yang sangat berapi-api dan bernilai, yang mampu memberikan semangat dan membesarkan hati mereka. Beliau menyerukan kepada seluruh masyarakat agar tetap sabar dan tabah untuk meneruskan usaha-usaha perjuangan. Beliau mengatakan, “Sesungguhnya peristiwa-peristiwa yang datang secara mendadak seperti ini tidak boleh menghancurkan cita-cita kita dan tidak boleh mematahkan semangat perjuangan” (hlm. 6).

Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari mendirikan kelompok-kelompok pemuda untuk mengikuti latihan militer dan memanggul senjata. Maka, beliau membentuk kelompok Hizbullah dengan semboyan, “Ala inna hizballahi humul ghalibun.” Artinya: ingatlah bahwa hizbullah, mereka itulah yang bisa mengalahkan. Juga membentuk laskar Sabilillah, yaitu pejuang untuk umum, orang-orang tua, laki-laki dan perempuan dengan semboyan, “Waman yujahid fi sabilillah.” Artinya: dan mereka yang berjuang di jalan Allah. Selain itu, ada pula kelompok lain dengan mengusung nama Mujahidin, sebuah pasukan berani mati yang memiliki semboyan, “Walladzina jahadu fina lanahdiyannahum subulana.” Artinya: dan mereka yang berjuang di jalan-Ku, sungguh Aku pasti akan tunjukkan mereka kepada jalan-jalan-Ku.

Sedangkan di bagian akhir buku ini, Muhammad Asad Syihab membahas tentang ketidaksukaan Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari terhadap fanatisme. Sebab fanatisme akan memecah belah umat Islam. Beliau pengibar ukhuwah islamiyah serta pemersatu umat Islam secara menyeluruh. Beliau sepakat dengan Al-Allamah Syaikh Muhammad Husein Abi Kasyif as-Shatha untuk mempersatukan umat Islam, meninggalkan fanatisme buta dan perselisihan antar kaum muslimin, dan berusaha menjauhkan segala sesuatu yang dapat memperkeruh suasana antara sesama umat Islam.

Beliau berusaha sekuat tenaga untuk mewujudkan pendekatan pemahaman-pemahaman kaum muslimin untuk memperkokoh kesatuan umat Islam. Seringkali beliau berkata: “Bagaimana bisa kaum muslimin berpecah belah, padahal kitab suci mereka satu: al-Qur’an, nabi mereka satu: Nabi Muhammad Saw, kiblat mereka satu: al-Ka’bah al-Musyarrafah. Tidak ada da’i yang mengajak berpecah belah, apalagi mengkafirkan satu sama lain. Perpecahan ini hanya menguntungkan musuh-musuh kaum muslimin” (hlm. 52).

Selain itu, buku ini juga memuat secara ringkas perihal kepribadian Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari, akhlak beliau, guru dan temannya semasa belajar, perpustakaannya, kewafatannya, dan keluarga, serta putra-putri beliau.

Akhir kata, dengan membaca buku ini atau setidaknya membaca ulasan sederhana tentang perjuangan beliau ini, semoga jiwa kita, meski tidak ikut berjuang, semakin terpanggil untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dari rongrongan perusak kedamaian bangsa. Serta semoga negara kita tercinta ini menjadi baldatun thayibatun wa rabbun ghafur.

DATA BUKU

Judul       : Hadratussyaikh KH. Muhammad Hasyim Asy’ari Pejuang Kemerdekaan Republik Indonesia
Penulis    : Muhammad Asad Syihab
Penerbit   : Pustaka Tebuireng
Cetakan   : II, September 2020
Tebal        : xxxiv + 109 halaman
ISBN        : 978-602-8805-72-8

Multi-Page

Tinggalkan Balasan