Tradisi Tahun Baru Hijriah di Baitul Kilmah

1,811 kali dibaca

Tadi malam, tepat setelah azan Maghrib bertalu dari pengeras suara musala Pesantren Kreatif Baitul Kilmah asuhan Dr KH Aguk Irawan, semua santri bergegas berkumpul. Mereka khusyuk menunggu kedatangan Kiai Aguk untuk memimpin acara.

Di tengah menunggu, saya membaca tulisan Kiai yang dibagikan di dalam grup whatsapp Keluarga Baitul Kilmah (grup untuk para santri yang langsung dibina dan diasuh oleh beliau) tentang pentingnya tadabur untuk memperbaiki laku di tahun depan, dan menghitung-pertimbangkan perilaku yang sudah-sudah di tahun lalu.

Advertisements

Kiai menulis: “Keempat tafakkur dengan fokus memberi, mengabdi dan menjadi pelayan dan tidak terpengaruh daripada sesuatu di luar kita. Tetapi semua semata-mata karena Allah Ta’ala. Tafakkur dengan ini akan menerima segala keadaan dengan kadar yang sama, baik buruk, suka duka adalah tamu yang wajib dihormati dengan kadar yang sama. Pergantian pasang surut itu tak nempengaruhi diri kita untuk bisa terus menjadi pelayan Allah dan sesama sebaik-baiknya.”

Sejurus kemudian, sorot lampu mobil beliau menyala. Semua santri yang hadir pun menyambut. Kemudian beliau memimpin salat Maghrib secara berjamaah. Setelah salat, beliau beriwirid diikuti oleh semua santri dengan khidmah dan khusyuk.

Acara dilanjutkan dengan pembacaan surat Yasin dan Tahlil untuk mengangkasakan doa kepada ibu beliau yang wafat enam hari lalu. Setelah membaca Yasin dan Tahlil secara serempak dan kompak, kami semua membaca doa awal tahun dan akhir tahun.

Dilanjut kemudian acara inti, yaitu makan besar. Semua santri yang hadir dijamu dan dimuliakan dengan hidangan yang beraneka ragam dan macam. Alhamdulillah.

Hikmah dari pergantian tahun baru adalah pengingat perilaku yang telah kita lakukan di tahun lalu. Kita harus lebih baik dari tahu sebelumnya. Tahunbaru hijriyah ditendensikan pada peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Mekkah ke Madinah pada 622 M.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan