SENI MERACIK TAKDIR

385 kali dibaca

*fragmen catatan perjalanan KKN Kolaboratif Persemakmuran.

***

Advertisements

AROMA SURGA DI PASAR BUKU WILIS

Aku menyukai Malang dengan sepasang mata elangnya; tajam menyiratkan tekad

namun genggamannya bagai musim dingin yang mendamaikan.

Aku pernah memperkenalkan diri sebagai perempuan gila paling antah

yang ditersesatkan takdir di kota Malang.

Diam-diam, menelusuri pasar buku Wilis

barangkali kutemukan kewarasan di stan buku beraroma surga yang berdesakan di pinggir jalan.

Rasanya begitu surga.

bukankah buku adalah rahasia surga yang sengaja Tuhan tinggalkan di bumi?

aku berupaya mencari lebih banyak kata

setidaknya bukan untukku-

tapi untuk seulas senyum di sudut bibirmu.

 

BUKIT BINTANG ADALAH NASIB

Selepas mengabsen sederet kegiatan pengabdian, kita sibuk menghibur diri

beramai-ramai, Bukit Bintang jadi tujuan

melipat jarak saat lampu-lampu kota mulai meninggi.

Aku sepakat, bukit Bintang adalah nasib

di sana, rencana-rencana disusun seperti takdir yang kita rancang sendiri.

Aku terlalu khawatir saat kita duduk melingkar

ada penyusup yang diam-diam membakar dinding pembatas pada masing-masing kita.

Tapi kukira itu benar; bahwa bukit Bintang adalah nasib

yang nakal

membuat kita kacau menentukan menu camilan.

Ketika dingin mulai beringas menyapa

senyum kita berpelukan tanpa permisi.

Kita larut dalam permainan.

Aku menghindari penghakiman,

dengan menunjuk secara asal wujud kebaikan Tuhan yang lain

demi rasa penasaran manusia; acapkali enggan puas dengan sekadar mengira-ngira.

tapi diam-diam, manik mataku menyepakati bentuk lain.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan