Santri itu Bernama Sonhaji

802 kali dibaca

Pagi itu di bawah pohon trembesi, di sebuah gubuk bambu yang cukup reot ia berkisah tentang Susuhunan Ngampel. Katanya, Sang Sunan dulu memiliki tujuh orang murid, semuanya cerdas kecuali satu orang. Dia bernama Sonhaji. Tapi, bukan berarti Sonhaji ini—kelak lebih dikenal dengan nama Mbah Bolong—tak memiliki fadhol (kelebihan) sama sekali. Tunggu dulu.

Begitulah, di pondok ini kami biasa bercengkrama barang sebentar sambil menandaskan secangkir kopi. Dan tahukah kalian, pagi hari—meskipun tak setiap pagi—yang datang dan kemudian dilewati dengan ditemani seseruputan kopi adalah sebuah kenikmatan yang mesti disyukuri. Ya, mesti disyukuri. Kalian tak percaya? Kemarilah, akan kutunjukkan cara bersyukur kami yang sederhana ini.

Advertisements

Semua bermula ketika saat itu santri bernama Udin mentahbiskan diri sebagai abdi dalem pak kiai. Setiap habis subuh ia ditugaskan untuk belanja keperluan pesantren—yang tak begitu banyak mengingat jumlah santri yang hanya beberapa orang saja. Setelah menyelsaikan tugasnya, Udin biasa ikut nimbrung di gubuk bambu Pakdhe Mudi yang letaknya tidak terlalu jauh dari pondok. Sembari menikmati barang sebentar suasana pagi perdesaan yang berdekatan dengan lahan pertanian, Udin biasa mendengarkan cerita dari Pakdhe Mudi tentang apa pun. Kadang diselingi dengan guyonan dan tentu ada wedang kopi juga di situ.

Di tengah gurauan dan tawa itu Pakdhe Mudi berkisah pada Udin. Kisah yang barangkali para pembaca sekalian sudah pernah mendengarkan. Tapi tak apa, bukan masalah sudah pernah atau belum. Ini lebih cenderung mengajak untuk menepikan sejenak ego-intelektual dan merekatkan ikatan sahaja seduluran yang dipenuhi kemesraan saja. Jadi mari mendengarkan Pakdhe Mudi berkisah.

Lanjut Pakdhe Mudi, satu santri Sang Sunan yang bernama Sonhaji tadi, usut punya usut, memiliki kebiasaan yang ternyata tak dimiliki keenam santri pintar lainnya. Kebiasaan istimewa Sonhaji itu bisa jadi disebabkan kecenderungan orang pintar itu lebih suka untuk rajin sinau, maka Sonhaji pun memafaatkan celah itu untuk lebih memusatkan perhatiannya pada kegiatan membersihkan masjid Sang Sunan. Inilah jalan yang dipilih oleh Sonhaji guna mengimbangi teman-teman santri lainnya.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan