Santri Annuqayah Juara Kaligrafi Se-Asia Tenggara

5,402 kali dibaca

Menjadi seorang bintang memang tidak segampang membalik telapak tangan. Namun demikian, saat diusahakan dengan maksimal dan diupayakan dengan ikhtiar sebaik-baiknya, maka menjadi seorang juara bukan sesuatu yang nisbi. Karena ikhtiar dan takdir adalah dua aspek yang saling menentukan untuk sebuah kesuksesan.

Adalah Zainur Rifandi Yusuf dan Ahmad Noeruzzaman, —keduanya adalah santri Annuqayah daerah Lubangsa, Sumenep, Madura, Jawa Timur,— dengan talenta yang dimiliki, mereka mampu menyabet juara 1 dan 2 dalam ajang lomba kaligrafi. Lomba seni kaligraf ini diadakan oleh Persatuan Bahasa Arab Komunikasi (Pebakom) Universiti Teknologi MARA (UiTM) Shah Alam Malaysia, tahun 2022. Sebagaimana dilansir dari laman pcnusumenep.or.id, lomba ini diselenggarakan secara daring (virtual) sejak tanggal 12-15 Januari 2022. Dalam perlombaan ini diikuti oleh banyak peserta dari berbagai negara di Asia Tenggara.

Advertisements

Rifandi, sapaan akrab dari Zainur Rifandi Yusuf, merupakan sosok yang suka kaligrafi sejak masih kecil. Rifandi juga sering mendapat job untuk membuat kaligrafi timbul yang dipakai di masjid-masjid. Bakat seni kaligrafi Rifandi dipengaruhi oleh kakaknya yang juga menguasai seni kaligrafi. “Saya menyukai seni kaligrafi karena termotivasi dari Kakak,” demikian pengakuan Rifandi asal mula menyukai dan menekuni kaligrafi.

Sebagai juara pertama, Rifandi, dalam lomba kaligrafi ini menjelaskan bahwa tujuan mendalami kaligrafi adalah untuk memuliakan Al-Quran. “Harapan kami ke depan adalah ingin memakmurkan Al-Qur’an dengan sentuhan seni kaligrafi, khususnya di Kabupaten Sumenep,” pungkasnya.

Sementara itu, Ahmad Noeruzzaman, yang berasal dari Pantai Utara ini menjelaskan bahwa sejak masih SD sudah mencintai seni lukis. Kemudian setelah belajar di Pondok Annuqayah lebih difokuskan dalam seni kaligrafi. Menurutnya, mengikuti lomba kaligrafi ini merupakan pengalaman yang sangat berharga.

“Alhamdulillah dengan saya mendapatkan juara ini adalah barokah dari doa kedua orang tua, guru-guru, pengasuh pondok, serta pembina yang sangat luar biasa dalam membimbing kami. Terima kasih atas doa dan dukungannya,” katanya menjelaskan dalam suatu kesempatan.

Moh Khotami HS selaku Pengurus Seksi Pendidikan Pengajaran dan Pengembangan Keilmuan (P2PK) daerah Lubangsa mengapresiasi Tim Pengurus Lubangsa atas kerjasamanya dalam membantu handle, take video, dan lainnya untuk proses perlombaan ini. “Alhamdulillaah. Selamat Rifandi dan Ahmad Noeruzzaman. Tak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Terus semangat berkarya. Barakallah. Dan terima kasih kepada semua yang mendukung lomba ini,” jelasnya.

Itulah bintang kita kali ini, bahwa segala sesuatu yang ditekuni dengan baik, ikhlas, hanya berharap ridha Allah swt, pada saatnya akan melahirkan kesuksesan. Juara bukan satu-satunya harapan. Karena di balik juara ada tanggung jawab untuk terus memberikan yang terbaik. Berusaha tanpa kenal lelah serta mengharap semata ridha Allah swt, merupakan nilai-nilai etik seorang juara di dalam koridor kehidupan dan kemanusiaan.

Semoga ke depan akan lahir juara-juara lainnya, sebagai bagian dari kesejatian juara yang dapat dipertanggung-jawabkan di dunia dan akhirat. Wallahu A’lam! 

Multi-Page

2 Replies to “Santri Annuqayah Juara Kaligrafi Se-Asia Tenggara”

Tinggalkan Balasan