MENCINTAIMU
Aku ingin mencintaimu
Dengan keluasan cinta yang tabah
Tanpa satu pun luka di dada
Yang menelantarkanku ke kehancuran

Biar diriku mengunyah pahit rindu
Pada malam-malam bayangmu
Sebab, aku pun tahu
Diriku tak pernah ada dalam dirimu
Detik-detik berguguran di atas kertas
Kutulis puisi tentang dirimu
Oh, betapa nyeri yang tak pantas
Setiap kali mengingatmu yang batu
Aku ingin mencintaimu
Tanpa satu pun luka di dada
Setelah sekian lama
Kerinduan dibiarkan beku dan berdarah.
Gapura, 22 April 2020.
ILALANG
Ilalang tak pernah bersedih
Walau sabit mengintai sunyi
Ia akan tetap tumbuh lagi
Dengan tarian lebih puisi
Ilalang tak pernah mengeluh
Meski hidup di tengah batu-batu
Ia akan tetap menerima angin
Sebagai lagu paling dingin
Ilalang hanya ingin jadi kehidupan
Bagi sapi-sapi di kandang
Menjadi tempat duduk bagi petani
Ketika kelelahan menahan nyeri
Mungkin ilalang adalah tembang
Bagi anak-anak kampung
Yang bermain perang-perangan
Di sepetak tanah impian
Gapura, 20 Februari 2020
DI PELATARAN
Di pelataran
Puisi kutangkap
Di hari yang mulai lelap
Segala kata terucap di sini
Dari lubuk paling nurani
Ketika anak-anak berlarian menuju surau
Membisik semesta dengan suara parau
Ayat-ayat pun memanggil
Senja yang gigil
Angin berkemas
Di pucuk daun talas
Sedang burung-burung menuju utara
Bagai wajah para pendosa
Yang menemukan firmannya
Sebab tak ada yang lebih mawar
Dari hari-hari yang membakar
Selain melihat wajah biru anak-anak
Lalu mengalirinya ke dalam sajak
Gapura, 2020.