Risalah, Kitab KH Hasyim Asy’ari yang Abadi

1,193 kali dibaca

As-Sunnah, lafaz yang dibaca dengan dhammah pada huruf sin-nya dan diiringi dengan tasydid ini, sebagaimna dikatakana oleh Imam Abu al-Biqa’ dalam kitab Kulliyat, secara etimologi berarti thariqah (tarekat/jalan), sekalipun tidak diridai.

Sedangkan, secara terminologi syara, as-Sunnah adalah thariqah (jalan) yang diridai dalam menempuh agama sebagaimana yang telah ditempuh oleh Rasulullah Saw atau selainnya, yakni mereka yang memiliki otoritas sebagai panutan di dalam masalah agama, seperti para sahabat Ra.

Advertisements

Hal tersebut berdasarkan sabda Nabi Muhammad Saw, yang artinya  “Tetaplah kalian berpegang teguh pada sunahku dan sunah khulafaur rasyidin setelahku ” (hal 5).

السنة بالضم والتشديد كما قال أبو البقاء فى كلياته : لغة الطريقة ولو غير مرضية المسلوكة فى الدين سلكها رسول الله صلى الله عليه وسلم او غيره ممن هو علم فى الدين كالصحابة رضي الله عنهم لقوله صلى الله عليه وسام : عليكم بسنتي وسنة الخلفاء الراشدين من بعدى

Sementara itu, definisi bidah secara terminologi (urf) syara, seperti dikatakan oleh Syekh Zaruq di dalam kitab Iddat al-Murid, adalah “Menciptakan perkara baru dalam agama seolah-olah ia merupakan bagian dari urusan agama, padahal sebenarnya bukan, baik dalam tataran wacana, penggambaran, maupun dalam hakikatnya.”

Definisi tersebut didasarkan pada sabda Nabi Saw yang artinya “Barang siapa menciptakan perkara baru di dalam urusanku, padahal bukan merupakan bagian dari padanya, maka hal tersebut tertolak”. Sabdanya lagi “Dan segala bentuk perkara yang baru adalah bid’ah” (hal 6).

والبدعة كما قال الشيخ زروق فى عدة المريد شرعا احداث امر فى الدين يشبه ان يكون منه وليس منه سواء كان بالصورة او بالحقيقة لقوله صلى الله عليه وسلم من احدث فى امرنا هذا ما ليس منه فهو رد وقوله صلى الله عليه وسلم وكل محدثة بدعة

Kitab ini ditulis oleh Hadratus Syekh Muhammad Hasyim Asy’ari, seorang muassis atau Rais Akbar Nahdlatul Ulama (NU). Kiai Hasyim lahir di Jombang, Jawa Timur pada 14 Februari 1871 M/24 Dzul qa’dah 1287 H dan wafat pada 21 Juli 1947 M/ 7 Ramadan 1366 H. Kitab ini secara sanad telah banyak dipelajari dan dikaji oleh kalangan Nahdliyin di seluruh pelosok Nusantara, terutama di kalangan pesantren dengan basis ke-NU-an yang sangat kuat.

Awalnya, kitab ini dicetak dalam bentuk lembaran-lembaran. Isinya sangat relevan untuk segala zaman, terutama pada saat ini di mana pembahasan tentang sunah dan bidah banyak diperdebatkan di kalangan tertentu. Sehingga, kitab ini menjadi sangat istimewa karena isinya yang sangat komplit, dapat menjawab perdebatan seputar sunah dan bidah.

Selain pembahasan yang komprehensif tentang sunah dan bidah, kitab Ahlus Sunnah Wal-Jamaah ini juga membahas tentang penduduk Jawa (Indonesia) yang mayoritas Ahlussunnah, bukan Wahabi, tentang kehati-hatian dalam mencari ilmu agama, kematian, tanda-tanda kiamat, kembalinya ruh ke dalam jasad, dan masih banyak lagi.

Keterangan tentang hari kiamat sangat menarik, karena baik orang awam maupun kalangan intelektual dan sains bisa membahas hal ini dengan kapasitas pengetahuan mereka masing-masing. Dalam kitab ini, Hadratussyekh menjelaskan tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat.

Adapun, tanda-tanda deketnya kiamat tersebut di antaranya, yaitu tidak adanya orang yang membantu dan menolong dalam urusan agama. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw, yang artinya “Akan datang kepada manusia suatu masa di mana orang yang sabar di antara mereka terhadap agamanya bagaikan orang yang menggenggam bara api ” (HR At-Tirmizi dari Anas bin Malik ra) (hal 25).

فصل فى ذكر امارات اقتراب الساعة وهي كثيرة منها عدم المساعد والمعاون على الدين وهو قوله صلى الله عليه وسام يأتي على الناس زمان الصابر على دينه كالقابض على الجمر رواه الترمذي عن أنس بن مالك رضي الله عنه

Tanda berikutnya tentang banyaknya ahli ibadah yang bodoh dan ahli baca Al-Quran yang fasik, saling berbangga dalam urusan masjid, terputusnya silaturrahim, bertambah besarnya hilal, wafatnya para orang saleh satu per satu, tidak adanya orang yang zuhud dan wara, anak menjadi pemicu kemarahan, pemimpin yang munafik dan fasik, penuh perhiasan tapi hatii kosong, mihrab-mihrab di hiasi dengan ornamen-ornamen yang indah sedangkan hati hampa, dan masih banyak lagi (hal 25-35).

Selain tanda-tanda akan datangnya hari kiamat, Kiai Hasyim Asy’ari juga menjelaskan panjang lebar tentang pendengaran dan perkataan orang-orang yang sudah meninggal dunia. Pengetahuan si jenazah tentang orang yang memandikannya, memikulnya, mengafaninya, dan meletakkannya di dalam kubur. Dan juga tentang pengetahuan, kehidupan, dan kembalinya ruh kepada jasad.

Dalam hal ini, Imam Bukhari RA meriwayatkan dalam kitab hadis Shahih-nya dari Anas Ibn Malik RA bahwa Nabi Saw bersabda, yang artinya “Seorang hamba, ketika diletakkan di dalam kubur, lalu orang yang-oran yang mengiringi jenazahnya berpaling dan pergi meninggalkannya, maka dia bisa mendengarkan suara langkah kaki mereka; kemudian datanglah dua malaikat kepadanya, dan bertanya; Apa pendapatmu tentang laki-laki ini, yaitu Nabi Muhammad SAW? Si hamba menjawab, ‘Saya bersaksi bahwa laki-laki itu adalah hamba Allah dan Rasulullah. Maka dikatakana kepadanya, ‘Lihatlah tempatmu (semula) di neraka, lalu Allah menggantinya dengan tempat di surga. Nabi SAW bersabda; Kemudia si hamba dapat melihat tempatnya di surga maupun di neraka. Adapun orang kafir atau munafik, maka ketika diberi pertanyaan serupa, dia akan menjawab ‘Saya tidak tahu. Saya berpendapat sebagaimana pendapat manusia yang lain. Maka dikatakan kepadanya; engkau tidak mengetahui dan engkau tidak mau tahu tentang dia (Nabi Muhammad SAW). Lalu ditancapkanlah paku besi di antara kedua telinga orang kafir atau munafik tersebut, sehingga dia berteriak yang teriakannya bisa di dengarkan oleh makhluk-makhluk di sekitarnya kecuali jin dan manusia.

فصل فى ذكر حديث الموتى فى السماع والكلام ومعرفته بمن يغسله ومن يحمله ومن يكفنه ومن يدليه فى قبره والإدراك والحياة وعود الروح الى الجسد اما السماع والكلام فقد روي البخاري فى صحيحه عن أنس بن مالك رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : العبد اذا وضع فى قبره وتولى وذهب عنه اصحابه حتى انه يسمع قرع نعالهم اتاه ملكان فيقولان له : ما كنت تقول فى هذا الرجل محمد ؟ فيقول أشهد انه عبد الله ورسوله فيقال انظر الى مقعدك من النار ابدلك الله به مقعدا من الجنة فال النبي صلى الله عليه وسلم فرآهما جميعا واما الكافر او المنافق فيقول لا ادري كنت أقول ما يقول الناس فيقال لا دريت ولا تليت ثم يضرب بمطرقة من حديد بين أذنيه فيصبح صيحة يسمعها من يليه إلا الثقلين

Data kitab     

Judul kitab                : Risalah Ahlus Sunnah Wal Jamaah : Fi Hadisil Mauta Wa  Asyrotis Sa’ah Wa
Bayani Mafhumis Sunnati Wal Bid’ati
Penulis                      : Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari
Penerbit                    : Maktabah Atturots Al-Islami Tebuireng Jombang Jawa Timur
Tahun Terbit              : 1418 H
Tebal Halaman         : 42

Multi-Page

Tinggalkan Balasan