Kontroversi Tambang dalam PBNU

Sebagaimana yang kita saksikan, akhir-akhir ini Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi sorotan publik setelah memutuskan untuk mengelola tambang. Keputusan ini menuai kontroversi di kalangan Nahdliyin dan masyarakat luas. Banyak yang menilai bahwa keterlibatan PBNU dalam bisnis pertambangan bertentangan dengan idealisme “fikih lingkungan hidup” yang selama ini menjadi pedoman organisasi.

Seperti halnya kasus di Raja Ampat, barangkali kita akan mengatakan, bahwa seandainya pertambangan ini dilanjutkan, yang terjadi adalah dampak negatif yang signifikan terhadap lingkungan. Maka tak heran, jika penolakan masif dari masyarakat setempat terhadap kegiatan pertambangan di Raja Ampat, setidaknya menunjukkan bahwa masalah ini tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi, tetapi juga nilai-nilai lingkungan dan sosial.

Advertisements

Kendati demkian, keterlibatan PBNU dalam bisnis pertambangan menambah daftar sejarah perjalanan NU yang penuh kontroversi. Sebagai Nahdliyin kultural, kita tidak memiliki daya kuat untuk mengubah keadaan yang telah dan sedang berlangsung, selain hanya menyuarakan apa yang dianggap benar oleh hati dan ideal oleh pikiran.

Kita tahu, idealisme dan integritas adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan dalam organisasi seperti PBNU. Idealisme memberikan arah dan tujuan, sedangkan integritas menentukan bagaimana organisasi mencapai tujuan tersebut. Dalam kasus pengelolaan tambang, PBNU dihadapkan pada tantangan untuk mempertahankan idealisme lingkungan hidup sambil menjalankan bisnis pertambangan.

Namun, banyak Nahdliyin yang menilai bahwa PBNU telah kehilangan integritas dalam kasus ini. Mereka menilai bahwa keputusan PBNU untuk mengelola tambang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip lingkungan hidup yang selama ini dijunjung tinggi.

Polemik pengelolaan tambang oleh PBNU dapat menjadi bahan muhasabah bagi organisasi ini. Muhasabah adalah proses refleksi yang mendalam untuk memahami kesalahan dan kekurangan. Dengan melakukan muhasabah, PBNU dapat memahami dampak dari keputusannya dan membuat perubahan yang diperlukan untuk masa depan.

Dalam hal ini, pertanyaan tentang idealisme dan integritas menjadi sangat relevan. Apakah PBNU akan tetap setia pada prinsip-prinsip lingkungan hidup ataukah akan tergoda oleh kepentingan ekonomi? Apakah organisasi ini akan mampu mempertahankan integritasnya dalam mengelola tambang?

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan