Ramadan Mengajarkan Kesederhanaan

191 kali dibaca

Gerbang ampunan yang telah lama dinanti-nantikan itu akhirnya kembali terbuka lebar. Setelah menunggu 11 bulan lamanya, bulan penuh kemuliaan itu sudah tiba. Sudah sepantasnya kita bersyukur kepada Allah Ta’ala dengan segala sifat rahman dan rahim-Nya yang telah memberikan kita nikmat keimanan, kesehatan, dan kesempatan untuk dapat menunaikan rukun Islam keempat ini.

Ramadan menjadi pembasuh dosa-dosa yang penuh kita lakukan selama hidup. Namun, ada syarat yang harus dipenuhi jika ingin bebas dari segala dosa tersebut, yaitu siangnya harus dilalui dengan shiyam dan malamnya dengan qiyam. Kombinasi puasa dan salat yang diniatkan dengan ikhlas dan hanya mengharap balasan dari-Nya semoga akan memudahkan terampuninya dosa-dosa yang sudah kita lakukan di masa lalu.

Advertisements

Ramadan pada dasarnya adalah syahrul at-tarbiyyah. Bulan pendidikan yang membentuk keimanan, kepribadian dan pola hidup kita di masa depan. Kesederhanaan menjadi kata koentji bahwa puasa itu bukan mengajarkan sifat berlebihan bahkan kemubaziran layaknya fenomena yang lazim kita lihat saat sekarang.

Ketika waktu menjelang berbuka alias ngabuburit tiba, masyarakat berduyun-duyun penuh sesak memadati penjual takjil yang ada di pasar-pasar hingga di pinggir jalan. Mulai dari berbagai jenis es, bubur, kolak, jus, gorengan hingga jajanan pasar lainnya. Semuanya berlomba-lomba untuk memuaskan hawa nafsunya yang tak tertahankan, persis layaknya orang yang sedang kesurupan.  Istilah ini yang akrab kita  kenal dengan “puasa balas dendam”.

Namun, anehnya ketika lantunan azan berkumandang, hanya dengan mengunyah beberapa potong kue dan seteguk air sudah cukup rasanya untuk mengenyangkan perut yang seharian kosong. Apa boleh buat, memang masih beginilah cara berbuka puasa kita.

Padahal, esensi berbuka puasa sesungguhnya adalah kesederhanaan dan kesyukuran setelah 13 jam lebih menahan lapar, haus, serta hal-hal yang membatalkan puasa. Bukankah seseorang baru merasakan nikmatnya sesuap makanan setelah merasakan lapar? Itulah syariat puasa, mengajarkan bahwa pentingnya empati terhadap sesama yang nasibnya lebih tidak beruntung daripada kita. Puasa insyaallah akan mendidik kita untuk terus bersyukur dengan semua keadaan yang kita alami saat ini.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan