Meugang, Tradisi Masyarakat Aceh Sambut Ramadan

647 kali dibaca

Tradisi meugang merupakan salah satu warisan endatu sejak dulu di Aceh. Meugang adalah tradisi memasak daging sehari sebelum Ramadan, sebelum Idul Fitri, dan sebelum Idul Adha. Praktis, tradisi ini dilakukan tiga kali dalam setahun oleh masyarakat Aceh.

Tradisi warisan Sultan Iskandar Muda itu masih bertahan hingga generasi milenial saat ini. Meugang jelang Ramadan, masyarakat yang merayakannya dimaknai sebagai sebuah bentuk suka cita dan kesiapan dalam menyambut datangnya bulan penuh berkah tersebut.

Advertisements

Selain itu, meugang juga dinilai sebagai ajang untuk bersedekah kepada fakir miskin, janda dan anak yatim, serta orang jompo. Sedekah dalam meugang dibagi menjadi dua macam, yakni sedekah dalam bentuk daging mentah seberat setengah hingga satu kilogram, dan memberi makan berupa masakan daging.

Menurut masyarakat setempat, merayakan meugang bukanlah suatu kewajiban, melainkan sebuah keharusan. Oleh karena itu, setiap lapisan masyarakat akan tetap merayakan meugang, bagaimana pun kondisinya. Bagi yang tidak bisa membeli daging sapi atau lembu, bisa menggantinya dengan menyembelih ayam maupun bebek.

Pada hari meugang orang yang telah dicatat namanya datang ke tempat yang telah ditentukan di mana penyembelihan dilakukan, mereka mengambil daging sesuai pesanan. Daging yang diberikan bukan dalam ukuran kilogram, akan tetapi dalam ukuran tumpok.

Istilah tumpok dalam bahasa Aceh adalah daging yang ditumpuk dan dicampur, mulai dari daging, tulang, serta kulit.

Semua mendapatkan jatah yang sama. Walaupun ada sebagian yang lebih dan kurang dalam pembagiannya, tetapi hal tersebut tidak dipermasalahkan, karena memang daging tersebut dikatakan sie tumpok (daging tumpuk).

Secara umum, aktivitas dalam perayaan meugang ini memiliki dimensi sosial kegamaan dan ukhuwah. Tradisi Meugang di berbagai wilayah Aceh berbeda-beda. Ada daerah yang suka menu meugang khasnya, umpamanya daging kerbau disukai di daerah tertentu saja, sedangkan kawasan lainnya kurang “sreg’’ dengan daging kerbau, begitu juga lembu.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan