Perempuan dengan Ransum di Gapura

1,353 kali dibaca

Kabut menyelimuti pagi ini. Matahari seolah tak mau bangun dari peraduannya. Aminah, perempuan dengan kerut-kerut kulit di wajahnya bergegas menyiapkan ransum untuk putri tercinta, Alzia. Zia anak yang diharapkan menjadi cahaya di kesunyian keluarga Aminah. Kelahirannya memecahkan kesunyian keluarga Aminah. Zia semakin cemerlang ketika ia menunjukkan kecerdasannya sewaktu duduk di TK. Ia paling fasih dalam melafalkan al-Fatihah. Setiap pelajaran dimulai dan diakhiri, Zia selalu memimpin doa dengan lantunan merdu yang membuat semua yang mendengarkan terhipnotis.

***

Advertisements

Zia sekarang sudah duduk di madrasah aliyah di Pondok Pesantren Al-Hidayah, pesantren yang sederhana di sebuah desa pinggiran Banyuwangi. Beberapa juara MTQ dan tahfiz 20 juz mampu ditaklukan dengan mudah oleh Zia. Sudah belasan piala terpampang di lemari kecil di ruang tamu sederhana yang berlantaikan semen dan berdinding batu bata. Ketekunan, motivasi, dan semangatnya yang membuat ayat-ayat mudah melekat di kepalanya.

Kebiasaan Aminah mengirimkan ransum masakan sederhana kepada Zia dimulai sejak TK. Sampai sekarang pun kebiasaan itu tetap terjaga dan berketerusan sampai sekarang. Ransum yang berisikan masakan dengan kasih sayang, membuat nasi sayur tewel dengan lauk telur itu selalu dinanti kedatangannya oleh Zia. Masakan tersebut terasa istimewa ketika datang ke mulut Zia dengan suapan tangan Aminah yang mulai keriput. Keriput tersebut bukan hanya tanda ketuaannya, tetapi merupakan sejarah goresan-goresan kasih sayang kepada Zia yang telah diukir di kulitnya.

“Gimana setoranmu, Nak?”

“Alhamdulillah Bu, tinggal beberapa surat lagi. Insyaallah sebelum ujian semester sudah bisa khotmil.”

“Alhamdulillah Nak. Kamulah yang penghibur hati Ibu. Kehidupan Ibu serasa lengkap dengan keberadaanmu.”

“Besok, Ibu ke sini lagi atau tidak? Untuk membawakan ransum dengan masakan Ibu.”

“Insyaallah aku akan menunggumu di Gapura Pondok ini ya. Tetapi jika aku tidak terlihat berarti ada lemburan di sawah membantu bapakmu.”

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan