Membaca Al Luma Fi Tasawwuf, Literasi Kuno Sufisme

2,115 kali dibaca

Mendengar kata tasawuf banyak yang membayangkan bahwa ia adalah sebuah ilmu tingkat tinggi yang tak sembarangan orang bisa memahaminya. Apakah benar demikian? Jawabannya adalah bisa iya bisa tidak, tergantung dengan niat apa kita mendekatinya.

Pengalaman pertama saya mendengar kata tasawuf terjadi kira-kira belasan tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku SMP. Waktu itu di masjid secara spontan seorang tua menjuluki saya sebagai ahli tasawuf. Sungguh pengalaman yang mistis bukan?

Advertisements

Tapi saya tak mau besar kepala atau ujub dan sebagainya. Bahkan, saya merasa itu adalah kekonyolan yang justru tak ingin saya ingat-ingat lagi. Pasalnya, lelaki tua itu menyebut saya sebagai orang yang ahli tasawuf cuma gegara saya tak menyambut uluran salamannya. Padahal kalau saya ingat-ingat lagi–karena sudah terjadi belasan tahun lalu–waktu itu saya merasa tidak sedang berzikir apalagi sampai masuk ke dalam fana (baca: melebur dengan Tuhan).

Pertemuan berikutnya yang kemudian menjadi pemahaman awal saya tentang tasawuf adalah ketika pelajaran akidah akhlak di sekolah. Tapi saya hanya sebatas memelajari konsep-konsep dalam ilmu tasawuf untuk kepentingan ujian saja. Barulah ketika duduk di bangku kuliah saya merasa lebih tertarik lagi guna memehami konsep tasawuf, terlebih setelah membaca beberapa karya sastra yang menjadi ekspresi dari perilaku tasawuf.

Setelah membaca karya-karya yang bermuatan tasawuf–jika meminjam istilah dalam penelitian saya dulu adalah sufisme–saya memutuskan bahwa skripsi saya akan membahas tasawuf atau sufisme sebagai temanya. Maka saya pun mulai mencari referensi-referensi yang dapat menjadi bahan saya dalam meneliti karya sastra.

Awal saya menghadap dosen untuk mengajukan judul penelitian, saya langsung ditodong pertanyaan, apakah saya pernah belajar di pesantren? Saya menjawab seadanya bahwa saya pernah belajar di pesantren tetapi tidak mendalami kitab-kitab yang menjelaskan tasawuf atau sufisme. Saya dengar kitab-kitab itu hanya dipelajari oleh santri yang sudah senior atau sudah lama nyantri.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan