Melawan Hoaks dengan Literasi

941 kali dibaca

Hoaks memiliki beberapa pengertian, baik menurut KBBI maupun ahli sastra. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hoaks adalah informasi bohong. Menurut Silverman, hoaks adalah rangkaian informasi yang memang sengaja disesatkan, namun “dijual” sebagai kebenaran. Menurut Werme, hoaks adalah berita palsu yang mengandung informasi yang sengaja menyesatkan orang dan memiliki agenda politik tertentu. Dalam khasanah Islam, hoaks adalah pembohongan publik atau penyebaran informasi yang menyesatkan dan bahkan menistakan pihak lain.

Hoaks semakin masif muncul karena adanya media sosial daring yang membuat informasi tersebar dengan cepat. Pemanfaatan media sosial saat ini oleh jutaan masyarakat Indonesia membuat mudahnya informasi tersebar. Hanya dalam hitungan detik, suatu informasi mampu dengan cepat tersebar dan diakses oleh para pengguna Internet melalui media sosial. Tidak sedikit orang-orang yang terkadang sengaja membuat hoaks untuk kepentingan pribadi atau golongannya. Beberapa pihak menggunakannya untuk melakukan propaganda dan penyesatan.

Advertisements

Hoaks yang sengaja diproduksi dengan berbagai tujuan, seperti membuat masyarakat merasa tidak nyaman, benci terhadap sesuatu, dan berpikir tidak logis. Dalam keadaan seperti itu, masyarakat akan mengambil keputusan yang salah. Hal tersebut terjadi karena hoaks bisa menggiring opini publik. Hoaks biasanya muncul ketika sebuah isu mencuat ke permukaan, namun karena ada banyak hal yang belum terungkap menjadikan tanda tanya besar bagi masyarakat.

Di Indonesia, hoaks mulai marak sejak pemilihan presiden 2014 sebagai dampak gencarnya kampanye di media sosial. Hoaks bermunculan guna menjatuhkan citra lawan politik alias kampanye hitam atau kampanye negatif. Kejadian tersebut berdampak pada berubahnya fungsi media sosial yang awalnya merupakan media pertemanan berubah menjadi sarana menyampaikan pendapat politik dan mengubah pendirian orang lain. Maraknya hoaks di Indonesia pada waktu itu terjadi karena kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap media mainstream sehingga mereka memilih media sosial sebagai sumber informasi.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan