Masa Depan Pesantren di Tengah Pandemi

703 kali dibaca

Sejak Covid-19 ditetapkan menjadi pandemi, banyak upaya-upaya penanggulangan dilakukan untuk memperlambat laju penularannya. Betul, semua orang menghadapi pandemi yang sama, tetapi masing-masing berada dalam posisi berbeda-beda. Ibarat sebuah perang, ada yang mampu membeli baju zirah, ada yang mampu berlindung di balik mobil-mobil tank baja, tetapi ada juga yang berdiri di luar tanpa perlindungan apa-apa. Jangankan senjata, papan penangkis saja tak punya.

Di hadapan pandemi, orang-orang yang bisa bertahan diam di rumah adalah orang-orang dengan privilege. Mereka memiliki pilihan untuk tetap diam di rumah. Paling tidak, mereka punya uang dan makanan untuk bertahan hidup selama tidak keluar rumah. Tetapi bagi mereka yang tidak memiliki kemewahan untuk itu karena diam di rumah dalam waktu lama sama saja tidak bisa bekerja mencari uang untuk makan. Diam di rumah bukanlah pilihan.

Advertisements

Ketika jumlah terkonfirmasi positif Covid-19 belum turun secara signifikan, bahkan belum mendekati apa yang dicapai Australia dan Selandia Baru atau bahkan Vietnam yang hampir zero case, wacana new normal sudah ramai digaungkan dan bertahap dilakukan.

Memang betul, sejak pandemi ini, hidup kita tidak akan pernah sama lagi. Kita akan dipaksa untuk jauh lebih hati-hati dalam segala hal; rajin mencuci tangan, tidak menyentuh wajah, mengenakan masker ke mana-mana, menghindari kerumunan, dan lain sebagainya. Tetapi new normal ini ternyata bukan semata kesadaran mengenai protokol kesehatan baru di tengah pandemi, namun juga bagaimana orang bisa kembali keluar beraktivitas seperti biasa, bekerja, dan menggerakkan roda perekonomian.

Meskipun ada penekanan untuk melakukan semua aktivitas di luar rumah itu dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan, tetapi nyatanya akumulasi angka terinfeksi Covid-19 masih tinggi. Bahkan beberapa hari yang lalu, angka penambahan positif Covid-19 dalam sehari mencapai angka 3000-an. Perlu diingat, bahwa angka 3000 itu adalah angka yang sudah dites.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan