Manisnya Dodol Nenek

1,502 kali dibaca

Seminggu menjelang selamatan 1000 hari meninggalnya kakek, keluargaku masih bingung untuk menentukan kue apa yang akan dihidangkan kepada para undangan, terlebih setelah nenek dan ibu berbeda pendapat. Ibu bersikukuh untuk langsung membeli katering agar keluarga kami tidak perlu repot-repot membuat kue, sedang nenek tetap ingin menghidang kue buatan sendiri, terutama dodol hitam dari adonan beras pilihan dan gula siwalan.

“Setiap ada selamatan 1000 hari, lazimnya kue dibuat sendiri, setidaknya dodolnya yang harus dimasak menggunakan tungku sendiri. Sejak dulu, meski orang kaya yang bergelimang uang sekalipun, ia tidak akan membeli dodol pasar untuk dijadikan selamatan 1000 hari, karena dodol yang dimasak sendiri punya makna tersendiri bagi almarhum atau almarhumah,” ucap nenek gemetar, bibirnya masih pucat, ia mencoba duduk meski jarum berekor selang infus masih menancap di lengannya.

Advertisements

“Itu karena dulu tidak ada pedagang kue, Bu. Saat ini ibu sedang sakit, ibu tidak usah memikirkan kue itu biar lekas sembuh. Lagi pula waktu yang harus digunakan untuk membuat kue biar kugunakan untuk merawat ibu saja,” kata ibu yang duduk di samping nenek mempertahankan pendiriannya.

“Membuat dodol sendiri itu sudah sama dengan merawatku,” nenek menoleh ke wajah ibu. Ibu terdiam, sekadar menatap tetes-tetes glukosa dari mulut botol. Tangan kananya memegang penyangga besi sambil menggerakkan jari telunjuknya perlahan, seperti tenggelam dalam pikirannya.

Nenek yang sudah tiga bulan terbaring sakit, baru empat hari yang lalu tiba-tiba bisa duduk ketika ia hendak membicarakan dodol, terutama ketika ibu mangutarakan rencananya untuk membeli kue katering. Nenek biasanya menolak keras keinginan ibu dan bersikeras dengan pendapatnya supaya membuat dodol sendiri di tungku sendiri demi membuat almarhum kakek

tersenyum. Bagiku, apa yang diutarakan nenek masuk akal, sebab dari sejak dulu, nenek memang terbiasa melaksanakan tradisi para tetua. Selain itu, di masa mudanya ia dikenal sebagai tukang masak dodol yang sering diundang banyak orang ketika akan mengadakan hajatan atau selamatan. Kabarnya, dodol hasil olah tangan nenek terkenal enak, awet, wangi, dan kenyal. Itu semua karena nenek mengolah dodol tidak sekadar mengolah seperti para perempuan pada umumnya, ia mengolah dengan perasaan dan dengan sebuah mantra.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan