Ma’had Aly Pondok Lajo Kidul Diresmikan

2,641 kali dibaca

Ma’had Aly Al Hidayah, pendidikan tinggi di lingkungan Pondok Pesantren Lajo Kidul, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, diresmikan Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Abdul Ghofur Maimoen Zubair, Jumat (26/03/2021). Dengan adanya Ma’had Aly Al Hidayah diharapkan semakin banyak generasi mudah yang melakukan kajian sejarah dan kebudayaan Islam.

Peresmian pembukaan Ma’had Aly Al Hidayah ini dirangkai dengan acara haul KH Muhyiddin dan masyayikh serta wisuda santri Madrasah Diniyah serta Pendidikan Diniyah Formal Al Hidayah di Pesantren Lajo Kidul. Hadir dalam acara tersebut di antaranya Kiai Muhtadi Musta’in, KH Mawahib Suyuthi, dan KH Abdul Wahab Choliq. Selain itu, ada Ketua yayasan Al Hidayah H Muhaimin Munandar, Kepala Madrasah Diniyah Kiai M Sholeh, Kepala PDF Wustho Sirojul Umam, dan alumni serta wali santri.

Advertisements

Ma’had Aly Al Hidayah yang baru diresmikan mengambil jurusan Qismu Al Tarikh Watsaqofatuhu atau Sejarah dan Kebudayaan Islam. Karena itu, saat meresmikan, Katib Syuriah PBNU KH Abdul Ghofur Maimoen Zubair menegaskan akan pentingnya mengkaji dan mempelajari sejarah dan kebudayaan Islam, termasuk sejarah berkembangnya Islam di Nusantara.

“Mempelajari ilmu sejarah itu penting. Dari kajian sejarah, lahir pemikir sejarah modern dunia Islam seperti Imam Atthobari, Ibnu Hajar, Ibnu Khaldun. Pendidikan Islam erat kaitannya dengan sejarah dahulu, namun demikian juga jangan lupa mengkaji sejarah Nusantara. Di situ ada ulama-ulama pendahulu,” kata Gus Ghofur, sapaan KH Abdul Ghofur Maimoen Zubair.

Berkaitan dengan sejarah dan kebudayaan Islam, Gus Ghofur mengingatkan tentang teladan mendiang almarhum ayahandanya, KH Maimoen Zubair, yang berhasil menulis buku Tarajim yang berisi sejarah ulama Nusantara. Buku tersebut menceritakan sejarah para kiai di kawasan Rembang dan Tuban.

“Ayahanda saya juga pengarang buku Tarojim, menceritakan keunikan dan keistimewaan kiai-kiai Nusantara. Salah satunya di dalam buku itu, berkisah tentang mbah Fadhol Senori, khatam Al-Quran dalam waktu tiga bulan,” ceritanya

Untuk itu, ia berharap berdirinya Ma’had Aly Al Hidayah ini akan menjadi pendorong bagi pesantren-pesantren di Indonesia untuk melahirkan mahasantri-mahasantri yang saleh dan memiliki keunggulan di bidang keilmuan. Sebab, Ma’had Aly ini merupakan stara perguruan tinggi dengan meluluskan mahasiswa berbasis ilmu agama Islam dan kajian kitab kuning sebagai lanjutan pendidikan diniyah formal.

Sementara itu, Mudir atau Direktur Ma‘had Ali Al Hidayah, Nur Khozin, mengatakan, berdirinya Ma’had Aly ini sebagai penandasan perguruan tinggi keagamaan Islam yang menyelenggarakan pendidikan akademik.

“Semoga mahasantri belajar akademik Qismu Al Tarikh mampu tafaqquh fiddin, penguasaan bidang sejarah ilmu agama Islam berbasis kitab-kitab rujukan pesantren,” katanya. Dengan begitu, lanjut Khozin, posisi Ma’had Aly sebagai bagian dari lembaga pendidikan tinggi menjadi sangat signifikan dan strategis bagi masa depan bangsa Indonesia.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan