Lubang-Lubang Rayap di Kitab Kiai Hamdani

3,905 kali dibaca

Kiai Hamdani adalah pengasuh Pondok Parakan, sebuah pesantren kecil di Desa Parakan. Kiai itu mewarisi keilmuan serta kharisma bapaknya. Tak pelak, banyak orang tua tertarik mengirimkan anaknya belajar ilmu agama ke pondok itu. Apalagi setelah seorang juragan tebu membangun sekolah MTs tidak jauh dari pondok itu. Pondok Parakan pun kian ramai.

Dan seiring berjalannya waktu, MTs Parakan dan Pondok Parakan semakin solid. Tak lain karena ketokohan Kiai Hamdani di jajaran pengurus yayasan MTs Parakan yang sangat besar pengaruhnya. Bersamaan dengan itu, nama Kiai Hamdani juga ikut terangkat. Tamunya sekarang tidak hanya orang-orang dari kalangan bawah. Tokoh masyarakat, bahkan para pejabat, sering bertamu ke rumah kiai muda itu. Kepribadian agung yang dibingkai dalam perangai sederhana membuat sosoknya dihormati sekaligus dicintai banyak orang.

Advertisements

Sebenarnyalah Kiai Hamdani merupakan seorang yang sederhana. Selain menjadi pengasuh pondok, dia juga seorang petani yang menanam berbagai jenis tanaman. Tak hanya menafkahi keluarga, Kiai Hamdani juga menghidupi santri-santri yang kurang mampu. Putra mendiang Kiai Hamid itu merupakan sosok yang istiqomah dalam mengajar santri. Sore dan malam jadwal mengajarnya di pondok itu tak pernah ia tinggal. Seusai mengaji kitab Mukhtarol Ahadits bakda subuh dia selalu berdzikir di surau pondok hingga waktu dhuha tiba. Setelah itu dia langsung berangkat ke sawah. Ketika pagi, Kiai Hamdani tidak pernah menengok apakah istrinya sudah masak ataukah belum karena sudah bertahun-tahun pengasuh Pondok Parakan itu puasa mutih.

Seperti biasa, matahari baru sepenggalah naik ketika Kiai Hamdani berangkat ke sawah. Rerumputan di jalanan setapak yang ia lalui juga masih basah oleh embun. Langkahnya cepat melewati jalan berliku di antara pematang sawah. Ketika sampai, kiai muda itu langsung turun ke sawah. Dan bulir-bulir keringat segera membasahi bajunya. Tangannya yang kekar mengayunkan cangkul membuat parit kecil untuk mengaliri pematang paling bawah yang sering tidak kebagian air ketika hujan mulai jarang turun.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

One Reply to “Lubang-Lubang Rayap di Kitab Kiai Hamdani”

Tinggalkan Balasan