LAGU NINABOBO

654 kali dibaca

MENAFAKURI INSOMNIA

Selamat berakhir tahun, kekasih
Dunia semakin tebal menaburkan dempul
ke pipi waktu
aku lebih giat
memasang topeng baru
biar lebih tersamar
segala aib dan dosa

Advertisements

Selamat berjumpa di kota kita
di mana bulan membulat
seperti tekad
Kau dan aku
menjelma kata pertama dan seterusnya
Kita pagut segala cemas dengan gemas

Ke manapun kau berkelana
genggamlah jemari puisi
Peluk aku dengan prasangka baik
dan sekelumit doa
Sebab manusia hanya bisa
berupaya
Maka biar Tuhan
Sebagai jurinya

Jika rindu sudah mendidih
Tuang saja ia
ke dalam cangkir
aku akan hadir
sebagai kopi
yang tiap malam memandumu
menafakuri insomnia
Yang tiap hari mengajakmu
menyetubuhi sepi

Wonokromo, 2020.

MELOMPONG

Selarut ini, kata-kata masih melek
Menyalin tawamu ke halaman satu;
Buku berjudul nama kita
Kertasnya terbuat dari kangen
Penanya bertinta air mata

Di halaman ke sepuluh
huruf-huruf meninabobo bulan
Supaya ia segera tidur
Dan berhenti berceloteh
Tentang matahari
Yang sinarnya telah berpindah
ke dalam lubuk matamu

Tiga halaman setelah itu
bintang-bintang sedang
kerja bakti
menyapu guguran rindu
Di sepanjang gang sepi
selama musim kemarau ini

Dengan jengkel para puisi
menyeret tanda titik pulang
Kesedihan kelojotan
kembali ke selembar halaman kosong
di hatiku
Hati bolong

Akupun tidur
dengan perasaan melompong

Wonokromo, 2021.

YANG MAHA DEKAT

Waktu berlari lebih cepat
Membawa pergi selusin nikmat
Karena terburu-buru
Banyak cita-cita jatuh salah alamat

Sementara kaki waktu terus berjingkat
Menaiki nasib bertingkat
Kadang tersandung, kadang terikat
Menyumpal tenggorokan tercekat

Tapi janji itu tak pernah terlewat
Berangsur semakin pekat:
Bahwa Ia tak henti menyikat
borok yang jadi sekat
Antara kau dan Yang Maha Dekat

Wonokromo, 2021.

Multi-Page

2 Replies to “LAGU NINABOBO”

Tinggalkan Balasan