Kitab Burdah, Kitab Selawat Penuh Keramat

2,304 kali dibaca

Bukan hal yang asing jika umat Islam akrab dengan Kitab Burdah. Kitab yang dikarang oleh Imam Muhammad al-Bushiri ini banyak digemari oleh Muslim se-dunia karena menyajikan pujian dan senandung cintanya kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Dalam tataran isinya, Kitab Burdah berciri khas bait-bait syair dengan satu baitnya berisi empat baris. Kendati tergolong kitab syair, namun isinya adalah riwayat hidup dan pujian kepada Nabi SAW.  Bisa dibayangkan, ketika ulama lain mengarang Sirah Nabawiyah dengan berjilid-jilid, Imam Bushiri mampu merangkumnya hanya dalam 160 bait.

Advertisements

Masyhur para ulama sepakat bahwa Burdah bukanlah sembarang kitab. Artinya, kitab ini memiliki kandungan esoteris yang isinya bersifat sakral—mampu mengantarkan para pembacanya untuk wushul kepada Allah dan Kanjeng Nabi Muhammad SAW.

Lain hal, sebagai salah satu bukti kekeramatannya, Kitab Burdah tak pernah lekang oleh zaman. Bisa dibayangkan, Imam al-Bushiri mengarang kitab ini dalam kurun abad ke-12 Masehi alias sudah berumur 9 abad lamanya. Bukan malah semakin hilang dari pusaran kebudayaan orang Islam, Kitab Burdah justru tetap lestari dan kian tersebar ke berbagai penjuru daerah Muslim. Itu semua bukan tak lain karena Kitab Burdah mendapat keridaan Allah SWT.

Penulis buku Syarah Kitab Burdah ini, KH Kuswaidi Sayfi’i, dalam salah satu ceramahnya menuturkan bahwa Imam Bushiri bukanlah sembarang orang. Ia merupakan tokoh sufi dan wali agung. Hal tersebut bisa dilacak dari sanad keilmuan yang diperolehnya.

Imam Bushiri termasuk salah satu murid kesayangan Syekh Abul ‘Abbas al-Mursi —ulama yang dikenal sebagai wali qutb. Sementara itu, Syekh Abul ‘Abbas al-Mursi sendiri adalah murid kinasihnya Imam Abu Hasan as-Syadzili yang merupakan wali agung pendiri tarekat Syadziliyah.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan