Kisah Pesantren Ihya’us Sunnah dan Kopi Rempah

2,855 kali dibaca

Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah tak hanya mendidik santri untuk menjadi manusia mandiri. Melalui usaha yang dirintisnya, pondok pesantren yang berada di Jember, Jawa Timur, ini juga memberdayakan perekonomian masyarakat setempat, terutama para petani kopi. BIKLA, merek dagang kopinya, kini telah menembus pasar Nusantara.

Pada Selasa (16/3/2021) lalu, mulai dibangun asrama baru di lingkungan Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah yang terletak di Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Yang menarik, pembangunan pondokan tersebut diinisiasi dan disokong sepenuhnya oleh para reseller.

Advertisements

Reseller? Ya, reseller atau para pemasar kopi yang diproduksi oleh Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah. Rupanya, Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah memang telah membangun jaringan pemasaran untuk kopi yang diproduksinya di seluruh wilayah di Indonesia. Jumlahnya mencapai ribuan reseller. Dalam sebulan, omzet dari penjualan kopi bisa mencapai lebih dari Rp 600 juta. Dan, rupanya sebagian keuntungan dari para reseller tersebut disisihkan untuk membangun asrama santri.

Kini, Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah sudah identik dengan produsen kopi berempah dengan merek dagang BIKLA. Inisiator pengembangan industri kopi ini adalah Ustaz Imam Bukhari, pengasuh Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah, yang juga seorang petani kopi.

Jember memang dikenal sebagai daerah penghasil kopi. Salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia sejak zaman Belanda. Namun, sebagai petani kopi, Ustaz Imam Bukhari turut merasakan susahnya menjadi petani kopi. Saat panen tiba, harga kopi justru selalu anjlok. Per kilogram bisa di bawah Rp 20 ribu.

Dengan latar keprihatinan seperti itu, Ustadz Bukhari akhirnya membuat terobosan. Salah satunya, mendirikan usaha kopi bubuk. Usaha ini melibatkan para santri dan petani kopi di desa sekitarnya. Di lingkungan pondok akhirnya dibangun penggiligan kopi bubuk. Bahan bakunya didatangkan dari petani kopi di daerah di lereng Gunung Argopuro.

Sebelum memulai usaha tersebut, sebagai alumnus Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah, Desa Sukorejo, Kecamatan Asembagus, Kabupaten Situbondo, terlebih dulu Ustadz Bukhari meminta restu kepada gurunya. Bubuk kopi yang diproduksinya pun akhirnya menggunakan nama almamaternya sebagai merek dagang, dan jadilah BIKLA.

Merek dagang BIKLA ini merupakan akronim dari Barokah Ibrahimy Kopi Lereng Argopuro. Ibrahim Ibrahim adalah nama leluhur dari pendiri dan pengasuh pesantren yang terkenal itu, KH As’ad Syamsul Arifin. Dan nama Ibrahimy juga digunakan sebagai nama lembaga pendidikan di lingkungan Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Asembagus.

Kopi BIKLA memang memperoleh dukungan penuh dari Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Asembagus. Bahkan, ketika produksinya mulai dilepas ke pasar, pembeli pertamanya adalah Nyai Hj Isa’iyah As’ad, putri dari KH As’ad Syamsul Arifin.

Yang menarik, dari beragam publikasinya, kopi BIKLA diklaim berbeda dengan kopi biasanya. Kopi BIKLA disebut-sebut menyehatkan dan memiliki banyak khasiat, di antaranya meningkatkan imunitas, ketahanan, dan vitalitas tubuh. Bubuk kopi BIKLA disebut sebagai kopi rempah karena bahannya dipadu dengan rempah-rempah, seperti cengkeh, kayu manis, akar bahar, sekancang laut, sekancang darat, sedikit pala, akar bakawali, dan asam limau purut.

Sejak dirintis dua tahun lalu, usaha kopi BIKLA kini telah mampu mendorong perekonomian rakyat setempat. Dengan usaha tersebut, pesantren yang terletak di kaki gunung Argopuro ini banyak menampung anak-anak yatim dan fakir miskin untuk belajar di pondok untuk mengaji. Bahkan, pesantren juga tekah menyelenggarakan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan kekhususan industri kopi.

Yang menarik, dalam memasarkan produknya, Ustadz Bukhari membangun jaringan pemasaran ber-member laiknya Multi Level Marketing (MLM). Karena itu, jaringan pemasarannya telah merambah ke seluruh pelosok Indonesia dan produknya sudah beredar di ke seluruh pelosok Tanah Air. Kini, setiap hari Pesantren Ihya’ussunah menghabiskan 3000 hingga 3.500 pcs kopi BIKLA untuk melayani pesanan dari berbagai penjuru Nusantara.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan