Kisah Pesantren Ihya’us Sunnah dan Kopi Rempah

2,819 kali dibaca

Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah tak hanya mendidik santri untuk menjadi manusia mandiri. Melalui usaha yang dirintisnya, pondok pesantren yang berada di Jember, Jawa Timur, ini juga memberdayakan perekonomian masyarakat setempat, terutama para petani kopi. BIKLA, merek dagang kopinya, kini telah menembus pasar Nusantara.

Pada Selasa (16/3/2021) lalu, mulai dibangun asrama baru di lingkungan Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah yang terletak di Dusun Sumbercanting, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Yang menarik, pembangunan pondokan tersebut diinisiasi dan disokong sepenuhnya oleh para reseller.

Advertisements

Reseller? Ya, reseller atau para pemasar kopi yang diproduksi oleh Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah. Rupanya, Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah memang telah membangun jaringan pemasaran untuk kopi yang diproduksinya di seluruh wilayah di Indonesia. Jumlahnya mencapai ribuan reseller. Dalam sebulan, omzet dari penjualan kopi bisa mencapai lebih dari Rp 600 juta. Dan, rupanya sebagian keuntungan dari para reseller tersebut disisihkan untuk membangun asrama santri.

Kini, Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah sudah identik dengan produsen kopi berempah dengan merek dagang BIKLA. Inisiator pengembangan industri kopi ini adalah Ustaz Imam Bukhari, pengasuh Pondok Pesantren Ihya’us Sunnah, yang juga seorang petani kopi.

Jember memang dikenal sebagai daerah penghasil kopi. Salah satu penghasil kopi terbaik di Indonesia sejak zaman Belanda. Namun, sebagai petani kopi, Ustaz Imam Bukhari turut merasakan susahnya menjadi petani kopi. Saat panen tiba, harga kopi justru selalu anjlok. Per kilogram bisa di bawah Rp 20 ribu.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan