Kekuatan Cerita dari Ide Sederhana

1,014 kali dibaca

Penulis adalah pengamat segala hal. Khususnya terhadap lingkungan sekitar untuk menggali ide. Membaca Sifat Baik Daun mewakili perasaan saya. Daruz Armedian selaku penulis begitu lihai meracik cerita dari hal-hal kecil menjadi sesuatu yang menarik. Dengan peristiwa sederhana, ia mampu menciptakan cerita sarat dengan pesan moral.

“Daun ini tahu, tapi tidak menghiraukan semua itu. Ia tetap menolong. Bukankah cara menolong itu memang harus tanpa pamrih, tanpa diperlihatkan pada yang pada yang lain? Ia akhir-akhir ini berpikir jenius. Sekaligus bijak dan tulus. Tanpa disadari, Daun ini tak pernah berpikir kalau dirinya akan mati. Pada tempat tinggal yang membesarkannya, ia tak bisa kembali. (Hlm 55).

Advertisements

Dalam cerpen ini penulis mengisahkan ada dua semut yang hampir tenggelam. Di sisi lain, ada sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta terlalu abai dengan semut yang akan dijemput maut itu. Dan, pada akhirnya selembar daun menyelamatkan sepasang semut itu. Hal itu menunjukkan bahwa cerpen ini punya pesan-pesan moral yang begitu mendalam. Bagaimana Daruz Armedian bermaksud menyindir sepasang muda-mudi yang tengah pacaran.

Artinya, sebagai penulis cerita, Daruz Armedian sudah berhasil dengan ceritanya yang bertemakan tentang kemanusiaan, meskipun ia perlu belajar banyak kepada Seno Gumira Ajidarma. Di mana Seno dengan karyanya Saksi Mata (1994) begitu meledak-ledak, mengisahkan tragedi kemanusiaan di Timor Leste. Menjadikan sebuah pengaruh bagi kesusastraan Indonesia. Pengaruh Seno kemudian melahirkan cerpenis-cerpenis Indonesia, salah satunya Agus Noor yang melahirkan karya yang  berjudul Sepotong Bibir Paling di Dunia. Meskipun latar belakang yang diangkat Daruz dari cerpen ini cenderung hal-hal sederhana, namun justru menjadikan cerpen ini memiliki kekuatan tersendiri.

Adapun judul lain dalam kumpulan cerpen Sifat Baik Daun adalah Usaha Bandu Berburu Hantu sebagai cerpen pembuka. Cerpen ini tak kalah menarik dengan Sifat Baik Daun, mengombinasikan antara imajinasi dengan lokalitas. Di dalam cerita Usaha Bandu Memburu Hantu ini, pada awalnya beberapa paragraf tak begitu menarik sampai pada akhirnya saya menemukan gejolak dalam batin saya, yaitu pada ending cerita. Mungkin itu beberapa kelebihan seorang Daruz, selalu menciptakan akhir cerita yang tak terduga. Selalu ada kejutan-kejutan di setiap ending dan itu menjadi kekuatan tersendiri bagi ceritanya.

“Tujuh hari setelah Bandu pergi, seperti dalam sebuah mimpi, perempuan ringkih menghampiriku. “Maafkan anakku Si Bandu, Joko. Ajari dia memburu hantu dalam dirinya.” Aku tak mengerti, adakah hantu dalam diri?” (Hlm 20).

Dalam cerita ini, tokoh Aku bernama Joko. Ia menjadi asisten Bandu saat memburu hantu. Pada suatu hari, ada kabar bahwa ada hantu yang sangat sakti, yang mengganggu penduduk desa. Akhirnya, tokoh si Aku menjalankan tugasnya sebagai asisten untuk membantu Bandu memburu hantu. Pertarungan sengit pun terjadi antara Bandu dengan sang hantu. Setelah melakukan serangkaian pembacaan mantra, akhirnya hantu tersebut bisa dimasukkan ke dalam botol. Selang beberapa hari, ibu Bantu jatuh sakit. Dengan putus asa, ia merasa telah membunuh ibunya.

Dan, kekuatan pada kumpulan cerpen ini terletak pada imajinasi yang kuat, sederhana dalam mengungkapkan cerita. Selain itu, Daruz Armedian peka dengan apa yang ia lihat dan apa yang ia rasakan. Sesuatu yang remeh-temeh bisa dijadikan sebuah cerita. Seperti judul-judul lain dalam antologi cerpen ini, misalnya Alasan Kenapa Membenci Babi. Cerpen berhalaman 33 ini sangat menarik, bagaimana babi diburu oleh warga setempat karena alasan najis. Di sisi lain, babi juga merupakan makhluk hidup ciptaan Tuhan. Dan, selalu ada kejutan di akhir cerita, yaitu istri dari si tokoh Aku menjadi babi jadi-jadian.

Sebagian besar tema dari kumpulan cerpen ini berangkat dari kegelisahan penulisnya. Cerpen yang berjudul “Apa Kabar Diriku” menunjukkan keresahan dalam batin seorang penulis yang bertanya pada diri sendiri yang kemudian dieksplorasi menjadi tulisan, lebih tepatnya seperti curhatan. Ada pula cerpen yang berjudul “Wawancarai Emmanuel Jin” yang menceritakan jejak pengalaman fiksi.

Membaca kumpulan cerpen ini, saya mengamini, ada beberapa cerpen yang dipengaruhi oleh gaya bercerita Sungging Raga. Mendayu-dayu, dengan bahasa yang segar. Seperti Salju di Lempuyangan atau Taman Ewood. Sifat Baik Daun atau Membiarkan Kau Menjauh, Cara Paling Sakti Mengobati Patah Hati, dan berapa yang lain menunjukkan, bahwa Daruz juga mengadopsi cerpen-cerpen bertemakan cinta. Tentu saja, itu sebuah hal yang wajar.

Pada intinya dari masa ke masa penulis akan mengikuti peristiwa yang sedang dialaminya. Lingkungan yang akan mendidik penulis untuk menggali ide lewat kegelisahan. Dan, Daruz Armedian menemukan kegelisahan dalam bentuk lain. Kegelisahan yang sederhana namun istimewa. Meskipun secara konseptual dan imajinasi belum matang, tetapi buku ini tetap memberikan pengaruh positif bagi pembaca.

Data Buku

Judul Buku       : Sifat Baik Daun
Penulis             : Daruz Armedian
Cetakan 1         : November 2017
Penerbit            : BASABASI
ISBN                 : 978-602-6651-39-6
Tebal                 : 172 Halaman

Multi-Page

Tinggalkan Balasan