BAGIAN TERKECIL DARI NENEK

2,077 kali dibaca

BAGIAN TERKECIL DARI NENEK

Aku ingin menulis bagian terkecil
Dari nenek
Lekuk alisnya yang menyimpan
Banyak makna,
Helai rambutnya yang menjadi
Tempat rebah saat lelah

Advertisements

Sudah lama aku tak menciumi
Wajahmu yang sedikit keriput itu
Menceritakan kisa tetuah
Yang sudah lama kembali pada muasalnya

Apa kabar dengan senyummu
Yang seindah wajah malam?
Ingin sekali aku kembali
Menenunnya menjadi kenyamanan

pangabasen.

DUA PINTU YANG SEPERTI BATU

Tubuhmu ringkih kayu
Diam bersama sunyi
Berdiri seperti batu.
Doa-doa tertahan di ambang pintu
Tak ingin menciumi ruang
Sebab malam menjamu remang

Dua pintu yang seperti batu
Pintu satu menampakkan
Bayang lampu yang mengambang
Seperti latar belakang kehidupan
Pintu dua tak tampak apa-apa
Seperti menyembunyikan kenyataan
Sebab dia tahu, bahwa bayang
Adalah sesuatu yang tertunda

Di bawah atap dia berdiri
Menyambut doa yang tak tahu
Kapan tibanya. Menyentuh dingin
Yang dibawa angin, sembari bercakap
Bersama sunyi
Bahwa malam adalah persembunyian
Mimpi-mimpi

Pangabasen.

AKU LAMPU PIJAR

Aku menggantung di bibir atap
Menghitung letak kayu-kayu
Yang berjejer rapi di sampingku

Aku lampu pijar
Dengan warna yang sedikit jingga
Seperti senja yang sore tadi
Tenggelam di matamu.

Aku lampu pijar
Tempat di mana malam
Mengadu tentang gelap
Tempat di mana sunyi pecah
Menjadi doa-doa

Tempat sunyi.

PERMAINAN MASA SILAM

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan