Air Mata Mas Gending

1,471 kali dibaca

“Kamu di sini dulu nunggu bapak,” ucap Mas gending seraya mengemasi barang yang berserakan di samping bed. Bapak bergeming di tempat tidurnya, matanya terpejam. Beberapa selang bergelantungan di tubuhnya, berjuntai-juntai, menciutkan nyaliku.

“Mas mau ke mana?” aku bertanya khawatir dan takut sekaligus. Menunggui bapak berdua dengannya saja sudah bikin hati tak tenang, apalagi harus sendirian.

Advertisements

“Masak dulu, bikin sarapan. Kalau ada apa-apa bilang saja ke perawat di ruang sebelah,” ucapnya tanpa menoleh ke arahku. Baju-baju kotor kami selama menginap di rumah sakit telah dikemasinya dalam satu kantung plastik hitam sisa bungkus roti semalam.

“Kenapa nggak beli saja Mas. Ada warung nasi kok di depan rumah sakit,” kataku, mencoba menahannya agar tidak meninggalkanku sendirian menunggui bapak.

“Kamu punya uang?” tanyanya, menohokku.

Lidahku tercekat seketika. Kutelan ludah kasar dengan cepat. Semenjak bapak sakit, uang saku serta biaya sekolahku ditanggung olehnya yang seorang penjual bakso. Kutahu saat ini Mas Gending sedang kesulitan mengatur isi dompet. Setiap detik mengeluarkan uang, dan pemasukannya tidak ada sama sekali. Walaupun biaya perawatan bapak ditanggung BPJS, tapi pengeluaran untuk ini dan itu tetap tak bisa dihindari. Entah dompet lusuh itu sekarang masih ada isinya ataukah tidak. Yang jelas muka Mas Gending tak kalah lusuh dengan dompet itu, apalagi isi hatinya.

Mas Gending lantas pergi, tanpa mengucap kata, pamit ke bapak pun tidak. Tapi memang percuma pamitan pada bapak, tak akan dijawabnya. Lidah bapak telah kesusahan untuk sekadar bergerak merangkai kata. Terhitung sejak seminggu yang lalu kondisinya semakin memburuk. Sama sekali dia sudah tidak bisa meninggalkan kasur. Harus selalu ada yang menungguinya. Dan detik ini cemas hatiku menungguinya sendirian. Perasaanku seolah disayat-sayat sepi. Beberapa saat kemudian bibir bapak bergerak-gerak tanpa suara. Kutempelkan ujung bibirku di telinganya. Berbisik lidahku mengeluarkan suara lembut untuk menanyai apa yang sedang dikatakan olehnya.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan