2TAHUN DUNIASANTRI (7): MEMBUKA KESADARAN BARU

826 kali dibaca

Mulanya saya mengikuti toko buku Cak Tarno di Instagram. Tidak ada motivasi lain selain beberapa koleksi buku yang sepertinya sulit ditemukan di toko buku serupa. Sampai pada suatu ketika, toko buku itu tutup dan beberapa koleksi buku yang agak lanka mulai diunggah di akun pribadi Si Pemilik Toko.

Tiba-tiba, muncul unggahan bahwa telah dibuka sebuah platform kepenulisan bertema kesantrian di akun tersebut. “Apa bedanya dengan platform-platform kepenulisan islami lain? Apakah platform-platform kepenulisan islami yang telah ada tidak cukup?” batin saya ketika melihat unggahan berjudul “Undangan Menulis” di duniasantri.co.

Advertisements

Akhir-akhir ini memang semangat keislaman tengah bergairah, yang kemudian diikuti oleh meningginya kebutuhan konsumsi agama. Situs-situs keislaman pun bersemarak. Tapi, memang perlu diakui bahwa jumlah platform yang diampu oleh kalangan santri masih tergolong terbelakang, khususnya dari segi pengaruh, jika dibanding dengan platform keislaman lain yang diampu oleh kalangan Islam non-santri.

Penelusuruan yang saya lakukan menemukan, ternyata platform kepenulisan islami yang satu ini menekankan aspek jurnalistik warga pesantren. Beberapa platform kepenulisan islami sejenis memang kurang memberi perhatian terhadap posisi jurnalistik warga pesantren. Sebagian besar dari mereka lebih menekankan kolom opini dan telaah teks-teks agama. Biasanya dilatarbelakangi oleh semangat persaingan ideologis antar-golongan.

Hal lain yang saya temukan dari hasil penelusuran adalah, duniasantri.co diampu oleh santri-santri lingkaran UI, baik pembina maupun pengurusnya. Tokoh budaya Zastrow Al-Ngatawi, ilmuan Bisri Effendy, dan seterusnya ada di belakang panggung. Pengurus-pengurus depan panggung, sebagian di antaranya berasal dari lingkaran Abdurrahman Wahid Center UI.

Halaman: First 1 2 3 Next → Last Show All

2 Replies to “2TAHUN DUNIASANTRI (7): MEMBUKA KESADARAN BARU”

Tinggalkan Balasan