ZIARAH PUASA

1,213 kali dibaca

PURA-PURA PUASA

tak benar puasa dalam rintih mulut
pada lapar perut. ia hanya pura-pura
seperti mengeja kalam dengan bayang
yang dilangitkan pada sebuah pesta.

Advertisements

riuh pasar akan lebih mewah
tinimbang dada yang tabah.
raung klakson lebih nyaring
dibanding derasan kalam
pada dini malam.

tetapi di sini, himmah adalah
sebentang jalan menuju tuhan!

Al Bashiroh, 2022.

DI MAKAM KIAI DJAMAL

ramadan adalah langkah kaki ziarah
meraba-raba manah, menanggalkan
zirah di hadapan arwah. mulut-mulut
yang ber-akulah! akulah! tak bakal
dapat tempat. sepasang mata
yang menyalang seolah yang dilihat
adalah benar, niscaya akan buta.

ramadan adalah langkah kaki ziarah
yang menciptakan cermin. jubah
tak menjamin bermuruah! merdu suara
tak menjamin diterima oleh telinga!

inilah ziarah! betapa di hadapan
gugur kembang kamboja dan tegak
nisan, manusia belum tentu lebih mulia

Tambakberas, 2022.

DI MAKAM RADEN ALIF

Nisan itu bunyi yang bisu bagi tuli telinga
Adalah warta bagi melek mata
Tegak di antara gugur bunga
Sebagaimana tegak alif pada basmallah.
Dan barangkali sederhana, ia nyeri
Ngeri lembut maut pada seonggok dosa.

Tambakberas, 2022.

DOA PENGHABISAN

tuhan yang meliputi segalanya
kubawa padamu lemah tubuhku.

sebagaimana isa kau jadikan tabib
jadikan obat itu sarana mengangkat penyakit.

maka barangkali rahmatmu di sini
jangan jadikan maut menjelma jarum suntik.

Jombang, 2022.

FATHU MAKKAH

gemuruh itu mengetuk pintu-pintu
derap kaki-kaki kuda menjelma ketakutan
kilat bening mata pedang bagai nyala
nyalang mata harimau kelaparan

di sela riuh, sabda nabi menggema
bahwa darah dilarang tumpah!

inilah kepulangan pasukan
yang diliputi cinta kerinduan:
pembebasan kota dari tuhan buatan

Al Bashiroh, 2022.

BADAR AL KUBRO

17 ramadan padang itu menggelar perang
tak ada sisa hujan kemarin
pun langit secerah perintah.

semisal ini tak terjadi, mungkin tuhan
selain latta, uzza, dan manat dianggap musykil.

pedang-pedang telah keluar dari sarung
tetapi tanding satu lawan satu dipilih dulu
sebab kita tahu antarkubu tak berjumlah sama.

tiga punggawa lawan tumbang.
gendang ditabuh. perang dimulai.

ahad! ahad! ahad!

keyakinan telah bermanunggal di dada pasukan—
kematian adalah pintu masuk menuju tuhan
maka tak ada lagi yang ditakutkan.

di mana baginda? di baris depan lawan
nyawanya dijadikan taruhan dan ringkik
kudanya adalah suara yang menagih janji.

maka di sini tuhan bukan yang buta
dikirimkannya pasukan dari langit sana:
berkepak sayap ketakutan yang melesat di dada musuh.

jasad-jasad bergelimpangan.
bekas sabetan pedang serupa kran
mengucurkan darah.

dan matinya abu jahal adalah tanda
pasukan muslim pemenangnya.

Al Bashiroh, 2022.

ilustrasi: kabah/affandi.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan