Wisata (Kok) Halal…

836 kali dibaca

Sebenarnya sudah cukup lama saya agak risau dengan segala sesuatu yang di-branding dengan label “halal”, seperti wisata halal. Sudah cukup lama juga saya mencari-cari referensi apa sebenarnya yang dirujuk oleh istilah wisata halal ini.

Apakah dengan menerapkan syariat Islam di kawasan wisata sehingga tempat wisatanya disebut wisata halal? Jika begitu, untuk wisatawan golongan mana tempat wisata itu dibuat? Apakah, karena seekor anjing najis menurut syariat, maka ia tak boleh berada di suatu tempat yang dijadikan destinasi wisata halal dan karena itu harus disiksa atau dibunuh? Apakah anjing yang najis itu akan mengotori label “halal”  tempat wisata itu?

Advertisements

(Bandingkan dengan seekor anjing yang terpotret sedang berjalan-jalan santai di Masjidil Haram; apakah menodai kesucian masjidnya? Bandingkan juga dengan hadis sahih tentang pelacur yang masuk surga gara-gara memberi minum anjing yang kehausan; apakah menodai kesahihan hadis Nabi?)

Baru belakangan, saya agak ngeh terhadap apa yang dimaksud dengan wisata halal itu. Merespons meruyaknya kasus penyiksaan seekor anjing sampai mati yang berada di tempat wisata di Aceh Singkil baru-baru ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno menegaskan bahwa wisata halal bukan berarti mensyariatkan tempat wisata atau memberlakukan syariat di tempat wisata. Namun, sebatas menyiapkan fasilitas kenyamanan bagi wisata muslim.

Rupanya, Sandiaga sendiri terkesan galau dengan tren branding “wisata halal” beberapa tahun belakangan. Sejumlah daerah berlomba-lomba membuat wisata halal. Tentu, dengan branding wisata halal, orang akan berasosiasi dengan kelompok agama tertentu, katakanlah penerapan syariat Islam di destinasi wisata halal itu. Inilah yang kemudian “dikoreksi” Sandiaga.

Rupanya, yang dimaksud dengan wisata halal sebatas membuat destinasi wisata yang friendly atau ramah terhadap wisatawan muslim. Misalnya, tersedia pilihan makanan halal dan tempat ibadah yang representatif. Tersedia hotel yang baik dan tertib, yang biasanya juga di-branding dengan “hotel syariah” —bukan penginapan mesum.

Halaman: First 1 2 3 ... Next → Last Show All

Tinggalkan Balasan