Unik, Plastik Jadi Pembatas Shaf di Pondok Paseban

1,964 kali dibaca

Banyak cara dilakukan agar tetap bisa salat berjamaah di tengah pandemi Corona yang mengharuskan setiap orang menjaga jarak aman alias physical distancing. Salah satunya yang dilakukan pengurus Pondok Paseban Arrosuli di Desa Keji, Kecamatan Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Di Pondok Paseban ini, pembatas salat atau shaf di musala menggunakan plastik transparan. Setiap jarak satu meter, dipasang pembatas plastik transparan yang ditarik lurus ke belakang, mulai dari shaf depan hingga belakang. Tinggi plastik sekitar 170 sentimeter.

Advertisements

Kreasi ini dimaksudkan untuk menaati protokol kesehatan guna mencegah penularan COVID-19. Dengan pemasangan pembatas plastik seperti ini, para santri tetap bisa salat berjamaah dengan aman karena tak terjadi sentuhan sekaligus menghindari lontaran droplet.

“Ini memang kita sengaja membuat batas plastik transparan di antara jamaah salat. Agar kita bisa salat jamaah tanpa saling berjauhan, namun protokol kesehatan tetap kita jalankan,” kata pengurus Pondok Arrosuli, Abdul Qodir, seperti dikutip inews Senin (18/5/20).

Menurutnya, pemasangan plastik ini sudah diperhitungkan matang. Misalnya, tingginya itu berada di atas kepala manusia. Sehingga bila ada jamaah yang batuk atau bersin, taka ada droplet yang muncrat ke jamaah di sebelahnya. Kalaupun terjadi senggolan dengan jemaah di sebelahnya, juga sudah terlindung plastik.

Pemasangannya pun diatur sedemikian rupa, sehingga jemaah akan tetap nyaman dalam melakukan semua gerakan salat, termasuk saat duduk bersila. Sebab, jaraknya sudah diatur sesuai dengan ukuran sajadah yang biasa digunakan.

Qodir juga menyampaikan terdapat hadis Nabi Muhammad SAW yang menyebutkan shaf salat mesti rapat dan lurus. Sebab, jika terdapat jeda atau renggang akan ditempati oleh setan. Untuk itu, dengan penggunaan batas plastik relatif tak jeda yang lebar antarjamaah.

“Yang terpenting adalah kita tetap bisa melaksanakan salat berjamaah sesuai aturan agama, namun kita tetap melaksanakan anjuran pemerintah. Aturan kesehatan tetap kita taati. Kita salat juga pakai masker, dan untuk wudhu sudah dilakukan jamaah dari rumah-masing-masing,” katannya.

Menurutnya, batas plastik tak hanya digunakan sekali salat berjamaah. Pihaknya juga rutin menyemprotkan cairan desinfektan ke lembar-lembar plastik maupun lantai jika selesai menggelar salat berjamaah.

“Kita rutin penyemprotan desinfektan untuk antisipasi jika mungkin ada droplet yang tertinggal di plastik maupun lantai. Kita tetap jaga kebersihannya. Monggo jika ada yang mau menerapkan di tempat lain, caranya mudah dan enggak terlau mahal, dan bisa dipakai dalam jangka waktu lama,” katanya.

Ia berharap, inovasi tersebut diterapkan di musala atau masjid-masjid yang lain. Penerapannya pun bukan hanya pada salat wajib berjamaah, tapi bisa pula pada salat Jumat atau salat Iedul Fitri 1441 H.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan