Kiai Syamsul Meninggalkan Banyak Kemajuan

1,717 kali dibaca

Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Senin (11/5/2020) kemarin kabar duka menyelimuti keluarga besar Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur. KH Syamsul Hadi Abdan, salah satu pimpinan pondok, wafat dirawat di RSUD dr Soedono Madiun setelah menderita penyumbatan pembuluh darah di kepala dan gangguan jantung.

Wafatnya Kiai Syamsul juga meninggalkan duka mendalam di kalangan santri dan masyarakat Islam Jawa Timur. Selama hidupnya, Kiai Syamsul dikenal sebagai tokoh yang santun, ramah, dan pekerja keras. Kiai Syamsul menjadi Pimpinan Pondok Gontor sejak tahun 2006, menggantikan KH Imam Badri. Sebelumnya, Kiai Syamsul menjabat sebagai Direktur Kulliyyatul Mu’allimin Al-Islamiyyah (KMI) pada tahun 2002 hingga 2006.

Advertisements

Lelaki kelahiran Ponorogo, 7 Januari 1944, lulus KMI Pondok Modern Darussalam Gontor pada 1969. Ia menamatkan Sarjana Muda (BA) di Institus Pendidikan Darussalam Gontor pada 1974, dan menyelesaikan Program Sarjana di Institut Studi Islam Darussalam pada 1994.

Selama 14 tahun memimpin Pondok Gontor bersama KH Abdullah Syukri Zarkasyi dan KH Hasan Abdullah Sahal, Pondok Gontor mengalami kemajuan pesat. Antara lain pembukaan beberapa kampus baru, pendirian Universitas Darussalam Gontor, pembangunan Stadion Gontor, renovasi masjid dan pembangunan menara, serta pelaksanaan peringatan 90 tahun Pondok Modern Darussalam Gontor pada 2016. Berkat sentuhannya, Pondok Gontor mengalami kemajuan semakin pesat.

Kiai Syamsul juga juga rutin mengunjungi kampus-kampus Pondok Gontor, baik kampus putra maupun kampus putri di Jawa maupun di luar Jawa. Setiap berkunjung, dia selalu menyampaikan materi tentang sejarah Pondok Gontor secara detail dan menarik.

Meskipun menjadi pimpinan salah satu pondok terbesar di Indonesia, Kiai Syamsul dikenal sebagai sosok yang ramah dan menghargai sesama tanpa membeda-bedakan. Salah kesaksian diungkapkan Kepala Desa Gontor, Agung Prihandoko. Menurut Agung, Kiai Syamsul merupakan sosok yang memiliki dedikasi luar biasa dan tidak pernah membedakan antara santri dan warga biasa di sekitar pondok.

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan