Ulama Nusantara yang Mendunia (1): Syekh Mahfudz At-Tarmasi

2,388 kali dibaca

Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi telah mempengaruhi dunia Islam, bukan hanya di Asia Tenggara, tetapi juga sampai ke kawasan Timur Tengah. Kitab-kitabnya dipelajari di berbagai pesantren di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan negeri-negeri Asia Tenggara serta kawasan Asia-Islam lainnya. Sebagian besar kitab-kitab tersebut menjadi referensi utama pada perguruan-perguruan tinggi di Maroko, Saudi Arabia, Irak, dan negeri-negeri lain di Timur Tengah. Kitab-kitabnya hingga sekarang terus dipelajari di dalam pengkajian-pengkajian khususnya di Masjidil Haram.

Nama lengkapnya adalah Muhammad Mahfudz bin Syekh Abdullah bin Syekh Abdul Manan At-Tarmasi Al-Jawi Al-Makki Asy-Syafi’i. Ia dijuluki Asy-Syekh Al-Alim Al-‘Allamah Al-Faqih Al-Ushuli Al-Muhaddits Al-Musnid Al-Muqri’ sebab telah menghafal Al-Quran dan menguasai ilmu fikih dasar sejak masih belia.

Advertisements

Setelah melakukan perjalanan ilmiahnya yang cukup panjang, Syekh Mahfudz At-Tarmasi menjadi pakar di dalam bidang hadis dan ilmu hadis, juga dikenal sebagai ahli fikih, ushul fikih, dan ilmu qiraat sehingga para gurunya memberinya wewenang untuk mengajar di Masjidil Haram.

At-Tarmasi merupakan nisbat kepada Tremas, Pacitan, Jawa Timur. Al-Jawi adalah nisbat terhadap salah satu pulau besar di Indonesia, Pulau Jawa. Akan tetapi, konon, para ulama yang berasal dari Asia Tenggara semuanya mengklaim dirinya sebagai orang Jawa, meskipun tidak berdomisili atau bersuku Jawa. Al-Makki merupakan nisbat terhadap Mekkah, karena ia datang ke kota Mekkah, bermukim dan wafat di sana. Asy-Syafi’i adalah nisbat pada mazhab fikihnya, yaitu Imam Asy-Syafi’i, salah seorang imam mazhab yang empat.

Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi lahir di Tremas, Pacitan, Jawa Timur, pada 12 Jumadil Ula 1285 H, menurut Syekh Yasin Al-Fadani. Sedangkan, menurut saudara kandungnya, Syekh Dahlan, Syekh Muhammad Mahfudz lahir pada hari Senin, 6 Safar 1280 H. Syekh At-Tarmasi lahir saat ayahnya masih di Mekkah. Ia kemudian dibesarkan oleh ibunya beserta saudara-saudara dari garis ibunya. Dalam buaian mereka, Syekh Mahfudz At-Tarmasi berhasil hafal Al-Quran dan pendidikan agama dasar dari para ulama Jawa.

Syekh Mahfudz At-Tarmasi pernah bertutur, “Tremas adalah desa kelahiranku dan aku menghabiskan masa remajaku di sana sampai usia 13 tahun. Kemudian, aku pergi ke Mekkah untuk menunaikan haji.”

Hal ini mengamini fakta sejarah bahwa pada tahun 1291 H, Syekh Abdullah bin Abdul Manan selaku orangtua dari Syekh Mahfudz At-Tarmasi mengajaknya ke Mekkah dan mengajarinya beberapa kitab, lalu kembali lagi ke Jawa. Di Jawa, Syekh At-Tarmasi pergi ke Semarang dan belajar kepada Syekh Sholeh Darat.

Kemudian, Syekh At-Tarmasi kembali lagi ke Mekkah dan belajar kepada para ulama ternama, seperti Sayyid Bakar Syatha. Menerima periwayatan hadis dari Sayyid Husain Al-Habsyi, Syekh Muhammad Said Bafadhal hingga menjadi ahli dalam hadis, ilmu hadis, pakar fikih, ushul fikih, dan ilmu qiraat. Sampai-sampai gurunya, Syekh Sayyid Bakar Syatha, memberikan wewenang untuk mengajar di Masjidil Haram di pintu Shafa.

Kepada ayahnya (Syekh Abdullah bin Abdul Manan), Syekh At-Tarmasi belajar kitab Syarh Al-Ghayah, Al-Minhaj Al-Qawim, Fath Al-Mu’in, Fath Al-Wahab, Syarh Asy-Syarqawi ‘ala Al-Hikam, dan Tafsir Al-Jalalain dari surah Al-Fatihah sampai surah Yunus.

Lalu, kepada Syekh Sholeh Darat Semarang, Syekh At-Tarmasi belajar kitab Syarh Al-Hikam, Tafsir Al-Jalalain, Syarh Al-Mardini dan kitab Wasilah Ath-Thullab fi ‘Ilm Al-Falak. Kemudian, di Mekkah Al-Mukarramah, Syekh At-Tarmasi belajar ilmu qiraat riwayat Imam Ashim dari Syekh Hasyim, sedangkan ilmu tajwidnya dari Syekh Ahmad Al-Minsyawi.

Syekh At-Tarmasi mendapat ijazah kitab Syarh Ibnu Al-Qashih ‘ala Asy-Syathibiyyah dan bertalaqqi kepada Syekh Umar bin Barakat Asy-Syami dalam kitab Syarh Syudzur Adz-Dzahab karya Ibnu Hisyam. Syekh At-Tarmasi juga berguru kepada Syekh Musthafa Al-Afifi dalam kitab Mughni Al-Labib dan Syarh Al-Jam’ Al-Jawami’. Kitab Shahih Al-Bukhari beliau mendapat ijazah dari Sayyid Muhammad Al-Habsyi. Sedangkan untuk kitab Sunan Abi Daud, Sunan Tirmidzi, dan Sunan Nasa’i Syekh At-Tarmasi mendapat bacaannya dari Syekh Muhammad Said Bafadhal.

Sementara, murid-murid Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi adalah Syekh Hasyim Asy’ari Jombang, Syekh Bisri Syansuri Denanyar, Syekh Abdul Muhith bin Ya’kub Sidoarjo, Syekh Raden Dahlan Semarang, Syekh Muhammad Dimyathi At-Tarmasi, Syekh Dalhar Watucongol, Syekh Muhammad Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang, Syekh Baidhawi bin Abdul Aziz Lasem, Syekh Abdul Muhaimin bin Abdul Aziz Lasem, Syekh Abbas Buntet Cirebon, Syekh Nawawi Pasuruan, dan Syekh Khalil Lasem.

Sedangkan, murid-murid beliau dari kalangan Arab adalah Syekh Habibullah Asy-Syanqithi, Syekh Umar Hamdan Al-Mahrasi, Syekh Ahmad Al-Mukhallati, Syekh Umar bin Abu Bakar Bajunaid Al-Makki, Syekh Muhammad Abdul Baqi Al-Ayyubi Al-Kinawi, dan Syekh Abdul Qadir bin Shabir Al-Mandahili Al-Makki.

Kitab-kitab karya Syekh At-Tarmasi ditemukan ada 21 judul, di antaranya Manhaj Dzawi An-Nadzar fi Syarh Alfiyah ‘Ilm Al-Atsar, Muhibah Dzawi Al-Fadhal Hasyiyah Syarh Bafadhal, Al-Minhah Al-Khairiyyah fi Arba’ina Haditsan min Ahadits Khair Al-Bariyyah, Al-Khul’ah Al-Fikriyyah bi Syarh Arba’in At-Tarmasi, Risalah At-Tarmasiyyah fi Isnad Al-Qiraat Al-Asy’ariyyah, As-Siqayah Al-Mardhiyyah fi Asami Kutubi Ashhabina Asy-Syafi’iyyah, Kifayah Al-Mustafid fi ma ‘ala min Al-Asanid, Bughyatul Azdkiya’ fi Al-Bahtsi ‘an Karamah Al-Awliya’, Nailu Al-Ma’mul Syarh Labb Al-Ushul, dan lain sebagainya.

Syekh Muhammad Mahfudz At-Tarmasi merupakan sosok yang berbudi pekerti baik, dikenal cerdas dan unggul dalam logika. Hal ini terbukti dari karya-karyanya, baik yang berupa risalah atau pun kitab-kitab besar yang berkenaan dengan ilmu keagamaan, juga di saat diberi wewenang untuk mengijazahkan pengajarannya di Masjidil Haram. Dalam penulisan karya, Syekh At-Tarmasi tergolong ulama penulis yang memiliki keistimewaan dalam menyelesaikan karya teramat singkat. Sebagai contoh, penulisan kitab Minhaj Dzawi An-Nadzar diselesaikan dalam waktu 4 bulan 14 hari.

Selain itu, Syekh At-Tarmasi juga dikenal sebagai ulama yang rendah hati dan berbudi luhur. Syekh At-Tarmasi dikenal pula sebagai ulama yang berilmu dan wara’. Syekh At-Tarmasi datang dari Tanah Jawa dengan membawa sedikit bekal, dan sesampainya di Mekkah membangun rumah yang selalu dikunjungi para penuntut ilmu.

Syekh At-Tarmasi wafat di Mekkah, sebelum azan Maghrib, Ahad malam Senin, tanggal 1 Rajab 1338 H/1920 M. Syekh At-Tarmasi dimakamkan di kompleks pekuburan Ma’la di samping Sayyidah Khadijah Al-Kubra. Syekh At-Tarmasi meninggalkan satu putra hafidz Quran, yaitu Syekh Al-Muqri Al-Mutqin Al-Habib Muhammad bin Mahfudz bin Abdullah bin Abdul Manan, pendiri Pondok Pesantren Bustanu ‘Ussyaq Al-Quran (BUQ) Betengan, Demak, Jawa Tengah.

Multi-Page

Tinggalkan Balasan