PUISI TABUR BUNGA

699 kali dibaca

TABUR BUNGA
Teruntuk: KH Fakhrillah Aschal

Di balik tirai duka
Tersimpan air mata suci
Mengalir deras membentuk lara
Hingga mata purna tak bermakna

Advertisements

Tepat di pusara basah, kubisikkan doa
Memegang kepala seakan hidup di dunia
Tabur bunga aliri air mata
Hampir lupa qadar sang esa

Jeritan tangis di mana-mana
Seperti tiupan sangkakala
Kuhanya diam menyelami puisi
Karena sadar tak ada yang abadi.

TEMBOK HIJAU

Sudah puluhan tahun kusaksikan bendera
Bendera hijau perajuk nusantara
Berlambang bumi menebar cinta
Dalam balutan zona takwa

Kini rakyat bumi selawat sangat berduka
Tanah alfa kehilangan singa
Hanya bertutur beragam cerita
Terkenang abadi sepanjang masa.

KEHILANGAN

Hari mulai begitu muram
Hanya lantunan doa selalu bersemayam
Kalimat zikir mengalun syahdu
Hingga lupa raga pilu
Hanya ilusi terbayang selalu
Seperti puisi berpesan haru

Selamat jalan kiai panutan
Penebar selawat teruntuk junjungan
Kini ragamu telah purna
Jiwamu kembali kehadiratnya

Namun percayalah aliran doa
Akan terus mengalir tiap harinya
Seperti matahari menyinari bumi
Bermetamorfosa menjadi seorang santri
Menyirami lautan ukhrawi
Hingga kekal tertulis abadi

ODE SANG GURU

Ketika mendengar kabar dukamu
Mulut bungkam tidak bisa bicara
Hati diam lafalkan doa
Mata lebam sebab air mata
Kaki kaku tuk sekadar jalan
Tangan lemah berbau gelisah
Berdiripun dipapah

Begitu mulia raga jiwamu
Hingga banyak manusia luka
Sedih menyertai selalu
Lupa bahwa dunia sementara
Kidung cinta tebar pesona

Warisan selawat akan terus terawat

Halaman: 1 2 Show All

Tinggalkan Balasan